September 29, 2009

Organizational Diagnosis and Change - PT. ANZ Panin Bank - (Part 2)

COMPANY PROFILE PANIN BANK

 

Profil Perusahaan
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Kav. 1 (Senayan) Jakarta 10270
Telp : (021) 2700545
Faks : (021) 2700340
Email : panin@panin.co.id
Website : www.panin.co.id

Manajemen
Presiden Komisaris : Enrique V. Bernardo
Wakil Presiden Komisaris : Drs. H. Bambang Winarno
Komisaris Independen : Drs.H.R. Deddi Anggadiredja, MBA
Drs. Riyanto
Komisaris : Suwirjo Josowidjojo
Presiden Direktur : Drs. H. Rostian Sjamsudin
Wakil Presiden Direktur : Chandra R. Gunawan
Roosniati Salihin
Direktur : Johnny N. Wiraatmadja
H. Ahmad Hidayat
Lionto Gunawan
Edy Heryanto
John M. Winders

Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta tahun 1982 sebagai bank Go Public yang pertama. Dengan struktur permodalan yang kuat dan Rasio Kecukupan Modal yang tinggi, Panin Bank bersyukur tidak harus direkapitalisasi oleh Pemerintah pasca krisis ekonomi (1998).
Per Desember 2005, Panin Bank tercatat sebagai bank ke-8 terbesar di Indonesia dari segi total aset yang sebesar Rp 36,9 triliun, sedangkan dari segi permodalan tercatat sebagai bank ke-5 terbesar yaitu sebesar Rp 5,7 triliun dan CAR 28,7%. Panin Bank memiliki jaringan usaha 250 kantor di berbagai kota besar di Indonesia dan lebih dari 10.000 ATM ALTO dan jaringan ATM BERSAMA, Internet Banking, Mobile Banking dan juga Phone Banking dan Call Centre serta Debit Card bekerja sama dengan MasterCard, Cirrus dan Maestro yang dapat diakses secara internasional.
Strategi usaha Panin Bank adalah fokus pada bisnis perbankan retail. Panin Bank berhasil memposisikan diri sebagai salah satu bank utama yang unggul dalam produk jasa konsumen dan komersial.

Visi dan Misi
Menjadi Bank Nasional dalam Arsitektur Perbankan Indonesia di masa datang. Melalui layanan produk yang inovatif, jaringan distribusi nasional dan pengetahuan pasar yang mendalam, Panin Bank siap untuk terus memperluas pangsa pasar dan berperan serta dalam meningkatkan fungsi intermediasi keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.



COMPANY PROFILE PT. ANZ PANIN BANK


Australia and New Zealand Banking Group Limited telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1973 dan memiliki komitmen jangka-panjang untuk Indonesia melalui investasi 85% kepemilikan PT ANZ Panin Bank (ANZ) dan 15% kepemilikan PT Panin Bank, salah satu dari 10 bank papan atas Indonesia.
Kehadiran ANZ di Indonesia dimulai pada tahun 1973 sewaktu ANZ Grindlays Bank membangun kantor perwakilannya di Jakarta. Hal ini memungkinkan ANZ untuk langsung dapat mengalami kekuatan ekonomi Indonesia dan secara lebih khusus mempelajari budaya usaha setempat dan membangun hubungan dengan pemerintah, bidang usaha dan keuangan. PT ANZ Panin Bank adalah bank patungan yang menggabungkan jaringan internasional dan pengalaman ANZ dengan sentuhan lokal dan keahlian Bank Panin.
Mengenai ANZ Panin Bank di Indonesia
1973
• Kantor Perwakilan ANZ Grindlays
1993
• Kerjasama ANZ Banking Group Ltd (85% saham) dan PT Panin Bank (15% saham)
1997
• Membuat prototype kartu kredit di Indonesia
2000
• Meluncurkan kampanye kartu kredit pertamanya bersamaan dengan Olimpiade Sydney 2000
2001
• Meluncurkan ANZ Platinum Card
2007
• Membuka Cabang Di Medan
2008
• Meluncurkan ANZ Femme Card

Penyatuan antara ANZ dengan Panin Bank tidak berarti mematikan usaha Panin Bank sendiri. Saat ini masih ada Panin Bank karena merupakan bank yang dimiliki Panin Group. Terdapat pula ANZ Panin Bank, hasil gabungan ANZ dengan Panin sebelumnya. Panin Bank masih ada tapi diluar manajemen ANZ Panin Bank. Dalam kontrak, Panin Group masih memiliki kuasa untuk mengoperasikan Panin Bank diluar ANZ Panin Bank.

ANZ saat ini menfokuskan pada pengembangan kawasan Asia Pasifik antara lain Indonesia, Malaysia, Jepang, China, dsb. Dalam pengembangannya, ANZ menerapkan sebuah ideologi yang disebut dengan ‘Values ANZ’ yaitu I CARE: Integrating, Collaboration, Accountability, Respect, Excellence.
ANZ Panin Bank menempati gedung lama Standard Chartered yang kemudian disewa oleh ANZ dengan mendominasi 20 lantai. Hal ini menyebabkan ANZ memiliki hak untuk menamai gedung yang sekarang ditempatinya dengan ANZ Tower. Digedung tersebut, ANZ Panin Bank menampilkan logo baru ANZ secara fisik pada bagian atas gedung. Logo baru ANZ Panin Bank di Indonesia diluncurkan di Hotel Indonesia Kempinski. Sedangkan untuk konsep marketing pertama ANZ dibisnis retail, yaitu ANZ Priority, diluncurkan di Hotel Mulia, Senayan.

Saat ini ANZ memiliki 500.000 pengguna kartu kredit di Indonesia. Merupakan salah satu dari 11 bank di dunia yang mendapatkan rating AA. ANZ adalah salah satu dari 15 bank teraman di dunia.


PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG DIALAMI

Perubahan Strategis
ANZ telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1973, dimana ANZ telah menjelma menjadi salah satu bank sumber daya alam terkemuka di Indonesia. Selain itu ANZ juga salah satu pemain utama di bidang kartu kredit sejak tahun 1997. ANZ telah melihat bahwa Indonesia memiliki potensi yang kuat dan memiliki perkembangan bank yang sangat pesat. Maka dari itu, ANZ berani untuk melakukan ekspansi di Indonesia dengan memperluas jaringan pekerjaan bank dari semula berfokus pada bidang corporate banking dan kartu kredit, menjadi retail banking. Karena terjadi perluasan tersebut maka strategi yang digunakan antara corporate banking dan retail banking pun menjadi berbeda, maka dari itu ada terjadi beberapa perubahan strategis di ANZ Itu sendiri. Sekarang ini ANZ Panin Bank sudah mulai memasuki bisnis retail bank dengan jenis produk seperti tabungan dan deposito. Perubahan yang terjadi merupakan perubahan dari ANZ yang sebelumnya tidak bermain di retail banking menjadi pemain baru dibisnis ini.
Perlu diketahui bahwa ANZ memiliki struktur organisasi yang berbeda antara bagian corporate banking dengan bagian retail banking dan berdiri di bawah manajemen yang berbeda pula. Pada bagian struktur organisasi retail banking ANZ terdapat 2 klasifikasi besar. Ada tim pembuat strategi dan ada juga tim pelaksana strategi. Adapun tim pembuat strategi yang disebut juga sebagai tim Enablement terdiri dari orang orang internal ANZ yang sebagian besar berasal dari negara asal ANZ,Australia. Hal ini dimaksudkan karena ANZ terlebih dahulu mendirikan retail banking disana,sehingga kebanyakan tim pembuat strategi berasal dari sana karena sudah dianggap mampu membuat kebijakan kebijakan yang strategis. Tim enablement merupakan tim pembentukan fondasi/tim perencanaan yang sifatnya strategis. Ini berarti perubahan ANZ terjadi secara internal tanpa menggunakan konsultan.
Dikarenakan retail banking baru didirikan pada bulan Oktober 2008, maka Financial Years ANZ Panin Bank dimulai dari bulan Oktober hingga bulan September, tidak seperti kebanyakan perusahaan pada umumnya yang memulai Financial Years pada awal tahun sampai bulan Desember di akhir tahun.

Perubahan Operasional
Perubahan-perubahan operasional yang terjadi di ANZ Panin Bank antara lain:
Perubahan sistem
Sistem manajemen yang berubah terutama dalam manajemen karyawan.
Perubahan SDM
1. SDM yang dimiliki ANZ bertambah banyak karena ekspansi. Bahkan dibeberapa bagian perusahaan jumlah karyawan membengkak.
2. Benefit yang dulu mudah didapatkan karyawan, sekarang menjadi lebih sulit karena harus lebih dahulu mengantri dengan karyawan-karyawan lainnya.
Perubahan fisik
1. Logo. Perubahan logo ANZ Panin Bank terjadi secara global. Namun perubahan logo ini di Indonesia juga bertepatan dengan ekspansi ANZ ke bidang retail.
2. Perubahan logo ini menyebabkan perubahan barang-barang untuk branding ANZ, seperti seragam, id card, dsb. Ekspansi ANZ telah dimulai sebelum terjadi perubahan logo. Ekspansi ini menyebabkan ANZ harus menambah jumlah karyawan yang signifikan. Namun selang beberapa bulan dari penambahan karyawan (yang berarti penambahan barang-barang untuk branding ini), logo diganti dari ANZ pusat dan barang-barang branding pun ditarik untuk ditukar dengan yang baru. Hal ini kemudian menyebabkan kerugian finansial yang beasr untuk ANZ Panin Bank.
3. Akan dibukanya 18 cabang pada akhir tahun 2009 ini, antara lain di Pluit dan Muara Karang. Sampai tahun 2011, akan dibuka kurang lebih 30 cabang. Saat ini ANZ telah memiliki cabang di Senayan dan Medan yang telah dibuka sejak tahun 1990. ANZ Panin Bank juga telah membuka cabang pertama dalam rangka pengembangan retailnya yaitu cabang di Surabaya pada Oktober 2008. ANZ membuka 2 cabang yaitu di Rich Palace dan Galaxy Mall. Sedangkan untuk di Jakarta, ANZ membuka lebih banyak cabang di Pondok Indah dan Kelapa Gading, bertepatan saat peluncuran ANZ Retail Department.


RESIKO-RESIKO YANG DIHADAPI PT. ANZ PANIN BANK

Resiko saat memilih masuk ke pasar retail perbankan Indonesia
Pada awalnya ANZ menghadapi resiko saat ingin masuk ke dalam pasar retail perbankan Indonesia. Bank asal Australia ini tidak lepas dari pengaruh krisis ekonomi dunia. Terlebih karena ANZ memasuki pasar retail perbankan pada bulan Oktober 2008, disaat dunia sedang mengalami krisis, termasuk Indonesia.
Namun pihak manajemen ANZ pusat berhasil melihat bahwa krisis yang terjadi di Indonesia tidaklah separah krisis yang terjadi di negara lain. Pihak manajemen melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat berpeluang dan masih akan mengalami pertumbuhan positif dibanding negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Perkiraan pihak manajemen ANZ ternyata terbukti benar adanya dengan catatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif di tahun 2008.
ANZ sebagai salah satu bank yang memiliki finansial yang sangat kuat di dunia, berani menanamkan modalnya di Indonesia juga tidak lepas karena pasar regional Indonesia yang perkembangannya cukup signifikan khususnya dibeberapa tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan pasar regional Indonesia yang berhasil membawa Indonesia tetap berada di angka pertumbuhan positif di tahun 2008.
Selain karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif karena ditunjang pasar regional, ANZ juga melihat Indonesia masih memiliki sentimen pasar yang positif. Meskipun pada awal krisis, Indonesia juga terkena dampak yang tidak kecil, seperti jatuhnya harga saham di BEI, namun perlahan-lahan perekonomian Indonesia berhasil bangkit.
Indonesia, China dan India adalah 3 negara di Asia yang masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dibanding negara-negara lain di Asia. ANZ melihat hal ini sebagai peluang besar untuk menfokuskan perkembangan retailnya di Indonesia.


Resiko setelah memutuskan masuk ke pasar retail perbankan Indonesia
• Resiko finansial yang dihadapi ANZ terjadi saat ANZ menanamkan investasi yang jumlahnya sangat besar saat masuk ke dalam bisnis retail perbankan Indonesia. ANZ kurang lebih menginvestasikan US $100 juta ke dalam bisnis retail ini.
• Relationship Manager yang dihire oleh pihak manajemen ANZ banyak yang direkrut oleh pihak manajemen bank lain dengan intensif berupa gaji yang lebih tinggi. Relationship manager juga banyak yang performancenya kurang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam arti bahwa customer-customer RM dari bank sebelumnya banyak yang enggan berpindah bank.
• Sistem manajemen karyawan yang kurang mampu menghadapi jumlah karyawan yang sangat banyak. Pada awalnya sistem manajemen yang diterapkan tidak dikondisikan untuk menghadapi penambahan departemen baru, terlebih departemen yang sangat besar seperti retail. Hal ini menyebabkan permasalahan-permasalahan operasional seperti gaji karyawan, bonus karyawan menjadi lebih sulit dalam sistem pembagian. Masalah-masalah yang timbul secara lebih spesifik misalnya keterlambatan pemberian gaji dan pembagian bonus yang harus mengantri karena jumlah karyawan yang mengantri bertambah banyak.



CARA KOMUNIKASI ANZ KE MASYARAKAT

ANZ menggunakan beberapa cara untuk bersosialisasi dengan masyarakat, cara - cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan Relationship Manager (RM)
Yang dimaksud dengan Relationship Manager (RM) adalah mereka yang berkomunikasi dengan masyarakat dan pihak ANZ yang diperoleh dengan membuat perjanjian kerja dengan para RM ini sebelum perjanjian kerja sebelumnya dengan pihak bank lain selesai, atau dalam istilah singkatnya "dibajak".
Para RM ini memiliki jaringan relasi yang kuat dengan client - client potensial di bank sebelumnya, maka dari itu ANZ memberikan tawaran lebih berupa penawaran gaji yang lebih besar kepada karyawan - karyawan potensial tersebut untuk dapat berkerja di perusahaan mereka.
Tugas dari Relationship Manager ini dimana mereka bertugas mencari client - client yang memiliki potensi untuk menjadi nasabah ANZ, dalam hal ini yang menjadi target utama adalah client - client yang berpotensi untuk menjadi anggota dari ANZ priority. Client - client ditargetkan pada umumnya dapat mereka ambil dari client mereka di bank - bank tempat mereka bekerja sebelumnya. Hal ini dikarena banyak dari para RM ini yang memiliki client - client loyal yang kemungkinan akan mengikuti mereka ketika para RM ini berpindah kerja ke bank yang lain.
Pembagian Relationship manager di setiap cabang ANZ juga telah diatur sesuai dengan kondisi masing - masing cabang, untuk cabang kecil mereka memiliki 8 RM, sedangkan kantor cabang yang besar memiliki 20 RM.

2. Menggunakan Business Development Executive ( BDE )
Berbeda dengan RM (Relationship Manager) yang berasal dari hasil "pembajakan" ANZ dari bank lain, Business Development Executive (BDE) pada umumnya merupakan fresh graduates. Berhubung mereka belum begitu berpengalaman sehingga jaringan koneksi mereka masih terhitung jarang dengan nasabah - nasabah sebelumnya, pekerjaan mereka adalah menawarkan produk-produk ANZ kepada calon nasabah baru.

3. Melakukan promosi melalui iklan
• Membuat airpot lounge
ANZ menyediakan airport lounge di Bandara International Soekarno-Hatta sebagai privilege bagi para nasabahnya.
• Iklan cetak di troli-troli Bandara Soekarno - Hatta.
Suatu bentuk iklan yang diharapkan dapat meningkatkan awareness dan brand recall dari masyarakat, baik domestik dan internasional, sehingga keberadaan ANZ di Indonesia dapat diketahui dan lebih diingat.
• Iklan melalui billboard di jembatan penyeberangan di pusat kota Jakarta.
Memiliki tujuan yang sama dengan bentuk iklan diatas yakni peningkatan dari awarness dan brand recall dari ANZ, hanya saja untuk iklan di billboard dan bandara lebih menekankan kepada masyarakat domestic atau bisa dikatakan masyarakat Jakarta pada khususnya, yang sering menggunakan fasilitas jalan tol atau jalan raya di area tersebut.
• Iklan cetak di Koran dan majalah
ANZ menggunakan media cetak di koran dan majalah seperti Kompas dan Info Bank dengan tujuan meningkatkan awareness masyarakat mengenai perubahan yang terjadi di ANZ, khususnya perubahan pada pembentukan retail banking ANZ Panin Bank.



TARGET PERUBAHAN

A. Jangka Pendek
ANZ Panin Bank memiliki tujuan yang harus dicapai dalam waktu dekat ini, yaitu Membuat variasi produk yang lebih banyak, tidak hanya terbatas pada tabungan dan deposito namun juga perbankan korporasi dan kartu kredit, yang melayani keuangan korporat seperti pinjaman modal kerja, trade finance (ekspor dan impor) hingga kredit invetasi.
ANZ Panin Bank juga akan melakukan ekspansi di Indonesia dengan membuka 15 cabang lagi di seluruh Indonesia hingga akhir 2009. ANZ akan semakin mendekatkan diri pada nasabahnya dengan cara membuka cabang-cabang di kota besar lainnya seperti Bandung, Semarang, Kalimantan dan Sulawesi. Saat ini ANZ telah bergabung dengan lebih dari 17.000 ATM bersama dan akan menambah jaringan dengan membuat ATM sendiri.

B. Jangka Panjang
PT. ANZ Panin Bank berencana akan menggandakan 6 kali lipat bisnisnya di Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun ke depan. President Director PT. ANZ Panin Bank, Joseph Abraham mengatakan “Our target is that we should more than double our business every year for the next three years.”
Visi besar dari Bank ini adalah membangun jaringan bank yang sangat besar dengan fokus di Asia Pasifik. Menurut Joseph Abraham, Indonesia merupakan salah satu kunci pengembangan di Asia Pasifik. Karena itu ANZ Panin Bank akan melakukan ekspansi dengan menanamkan invetasi jangka panjang karena mereka yakin dengan kekuatan perekonomian Indonesia.
ANZ secara global berharap mendapatkan 20% profitnya dari Asia Pasifik pada tahun 2012. Saat ini profit dari Asia Pasifik mencapai 7%. ANZ juga mengharapkan dapat memperoleh 4 kali lipat pertumbuhannya pada tahun 2019.

Laporan Analisa Hasil Wawancara dengan A.Kasandra Putranto, Psikolog (Part1)

A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian yang kami lakukan terhadap perjalanan hidup seorang A. Kasandra Putranto dilatarbelakangi oleh keinginan kami untuk melihat nilai-nilai kesuksesan yang dipegang oleh salah satu psikolog ternama di Indonesia ini. Sudut pandang yang sangat menarik pastinya dapat dianalisa dari seorang psikolog, yang selama ini dipandang sebagai ‘penyelamat jiwa’ manusia lainnya.
Penelitian yang kami lakukan menggunakan metode wawancara pertanyaan-pertanyaan yang kami arahkan lebih banyak dalam mengupas perjalanan hidup A. Kasandra Putranto, terutama dalam pandangannya mengenai hidup itu sendiri. Kesuksesannya sebagai psikolog kemudian kami jadikan sebagai bahan referensi dalam melihat kesuksesan dari sudut pandang yang berbeda.
Paradigma mengenai kesuksesan yang dapat dinilai secara materi pun terbongkar setelah melakukan wawancara ini. Tidak mengherankan karena lulusan jurusan psikologi Universitas Indonesia ini adalah salah satu psikolog ternama di Indonesia dengan segudang pengalaman berharga.
A.Kasandra Putranto pernah menjadi finalis di Abang None Jakarta, bekerja sebagai pemandu stand di perusahaan-perusahaan ternama seperti Mitsubishi Motors, Unilever, dan lain-lain. Ia pun merupakan direktur sekaligus pendiri dari Kasandra & Associates yang telah sukses menjadi salah satu tim psikolog ternama.
Beliau adalah seorang yang cerdas dan tidak ragu untuk membagikan ilmunya kepada semua orang. Salah satunya adalah dengan mengajar di The London School of Public Relations dan menulis salah satu buku best seller Metamorphosis. Inspirasi dan motivasi yang diberikan olehnya membuat kesempatan yang kami miliki untuk mewawancarainya sangat berharga dan bermanfaat.

B. Tujuan

Tujuan interview yang kami lakukan dengan A. Kasandra Putranto adalah:
1. Untuk mempelajari arti kesuksesan dari sudut pandang seorang psikolog ternama di Indonesia.
2. Mengetahui lebih luas pengalaman-pengalaman yang dialami oleh A. Kasanda Putranto sebagai salah satu bekal yang akan berguna dalam hidup.
3. Mempelajari pelajaran-pelajaran dari berbagai profesi yang digeluti oleh narasumber.
4. Menjadikan pelajaran-pelajaran hidup narasumber sebagai salah satu masukan dalam mengembangkan pribadi.
5. Untuk memberikan inspirasi kepada para pembaca mengenai perjalanan sosok ibu yang sekaligus wanita karir sukses ini.
6. Mendapatkan bekal dalam mengembangkan pola pikir dalam menilai arti dari sebuah kesuksesan.
7. Mengerti makna dari kehidupan manusia yang lebih besar dari sudut pandang psikolog.

C. Biodata

Basic Information
Sex: Female
Birthday: 17 February 1968
Hometown: Jakarta, Indonesia
Relationship Status: Married
Religious: Islam

Personal Information
Activities: Psychological Practice
Interests: Reading, Dine Out, Coaching & Motivating
Favourite Music: Boyz II Men
Favourite TV Shows: E channel
Favourite Movie: Silence of the Lambs
Favourite Books: Billy
Favourite Quotations:
    Being happy doesn't mean that everything is perfect.
    It means that you've decided to look beyond the imperfections.

• Contact Information
Email: kasandra@kasandra-associates.com
Mobile Phone:+62811828779 /+62818827779
Address:
   Jl. Kramat Pela no. 210
   Jakarta, Indonesia 12160
Website: http://www.kasandra-associates.com

Education and Work
College: Universitas Indonesia '86, Psychology
High School: SMU 6 '86
Employer: PT. Kasandra Persona Prawacana
Position: Director
Location: Jakarta, Indonesia

Wanita bernama lengkap A. Kasandra Putranto ini merupakan psikolog wanita terkenal di Jakarta bukan hanya karena prestasinya tetapi juga dikenal dengan kepribadiannya yang begitu gemilang karena begitu multi talenta. Semenjak kecil, Kasandra telah memiliki minat den keingintahuan yang tinggi terhadap banyak hal. Keingintahuan dan minatnya itu pula yang membuatnya menjadi orang seperti sekarang ini yaitu kritis dan berani mengeskplor segala sesuatu yang ingin diketahuinya.
Kasandra Purtranto memiliki aktivitas yang padat dimulai dari bidang pendidikan, bidang kesenian, hingga bidang professional. Lulusan Universitas Indonesia jurusan Psikologi angkatan tahun 1991 ini, pernah menjadi salah satu finalis di ajang Abang None Jakarta, selain itu ia juga pernah bergabung di agensi studio 26. Selain di bidang kesenian, jiwa pengusaha dalam dirinya juga turut diasah, ia bekerja paruh waktu menjadi pemandu stand untuk berbagai perusahaan ternama seperti Mitsubishi Motors, Unilever, Langford Shoes dan beragam perusahaan lain. Tercatat dalam kisah kariernya pula bahwa beliau juga sempat menjadi direktur proyek sebuah parsel dan buah tangan.
Prestasinya tidak berhenti sampai disitu, setelah lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 1991, Kasandra memulai karir professional nya sebagai marketing officer di California Fried Chicken pada tahun 1992, setahun berikutnya ia mendapat jabatan sebagai Public Officer di hotel Hilton Jakarta. Dengan berbekal pengalaman yang matang beberapa kedudukan penting dalam perusahaan juga berhasil diraihnya, diantaranya menduduki posisi sebagai General Manager di Lembah Hijau Resort Hotel, Executive Assistant bagi General Manager di Hotel Ibis, Human Relation Director untuk Sofrecom anak perusahaan dari France Telecom.
Berbekal ilmu sebagai psikologi klinis, Kasandra tak langsung terjun ke bidang konseling dan terapi. Ia sempat terjun ke sejumlah perusahaan untuk menimba pengalaman. Baik di bidang-bidang yang terkait dengan pendidikannya (bidang personalia dan pelatihan) maupun tidak (marketing, humas, keuangan, bahka urusan sekuriti). Jenis perusahaan pun beragam, mulai dari perusahaan lokal yang dikelola dengan gaya Chinese Famiyl, sampai pada rantai perhotelan internasional dengan standar baku. Penjelajahan di dunia karir ini berhenti lima tahun setelah lulus dan Kasandra mengakhiri masa lajangnya dan menikah dengan Putranto pada 1995. Adalah suaminya ini yang menganjurkannya untuk membuka praktek psikologi sendiri.
Niat membuka praktek psikologi sendiri baru terwujud pada tahun 1997 dengan nama ”Kasandra & Associates”. Pada awalnya Kasandra membuka praktek tunggal menangani terutama kasus-kasus anak dan orang dewasa. Seiring berjalannya waktu ia lantas merangkul sejumlah partner dan associates lepas sehingga praktik psikologi tersebut memiliki enam mitra fulltime untuk tiga divisi (anak, dewasa, dan korporasi).
Dalam perjalanannya praktik ini mengalami masa-masa ups-and-down. Namun dalam pengembangan praktiknya ini, Kasandra menyimpan ambisi yang terinspirasi oleh ayahnya tercinta, bekas bankir senior dari Bank BRI. Sang ayah pernah menjelaskan, dalam meniti karir seseorang bisa menjadi ikan kecil dalam kolam besar atau ikan besar dalam kolam kecil. Kasandra pun pernah mengalami keduanya di perusahaan tempatnya bekerja. Kini, ia berusaha untuk meraih opsi yang ketiga, yakni menjadi ikan besar dalam kolam besar
Begitu banyak hal yang telah diraih oleh wanita super ini, namun kembali kepada kepribadiannya yang begitu multi talenta beliau tetap melebarkan kariernya di bidang - bidang lain. Berbagai badan kemasyarakatan seperti Badan Narkotika Propinsi, lembaga pendidikan The London School of Public Relations telah merasakan bagaimana ibu Kasandra menyalurkan bakat dan kemampuannya untuk membantu orang - orang disekitarnya mencapai keberhasilan yang telah ia capai.

D. Hasil Analisa

Pada tanggal 9 Juni 2009, kami melakukan wawancara dengan nara sumber kami. Beliau adalah seorang yang sudah sukses dimata kami sebagai seorang psikolog ternama dengan berbagai aktivitasnya dari sebagai praktisi di bidangnya dengan membuka prakteknya sendiri hingga sebagai pembicara ahli di sebuah acara radio swasta ternama di Jakarta. Beliau juga masih menyempatkan dirinya untuk membagikan ilmu serta pengalamannya sebagai seorang psikolog yang juga pernah terjun di dalam bidang Public Relations dan Marketing untuk para mahasiswa The London School of Public Relations – Jakarta. Beliau bernama A. Kasandra Putranto atau yang akrab disapa Mam Kasandra oleh para mahasiswanya.

Inilah hasil interview kami dengan Mam Kasandra :
Dimulai dari hal yang sangat sederhana yang melatar belakangi profesinya sekarang ini sebagai seorang psikolog. Alasan Beliau memilih masuk ke fakultas psikologi adalah karena ingin menjadi dokter namun Beliau tidak tega kalau harus membedah dan melakukan eksperimen terhadap tubuh dari orang yang sudah meninggal. Walaupun sebenarnya Mam Kasandra tidak takut untuk membedah mayat, tetapi karena didasari atas rasa tidak tega itu, maka akhirnya memilih untuk memasuki fakultas psikologi.
Pada saat menjadi seorang mahasiswi, Beliau termasuk mahasiswi yang sangat aktif. Tidak hanya mengikuti perkuliahan, Beliau juga sangat aktif berpartisipasi dalam kegiatan kampus dan juga diluar kampus. Pada dasarnya sifat dari Mam Kasandra ini tidak bisa diam tanpa melakukan sesuatu sehingga Beliau mencari kegiatan di luar kampusnya seperti menari, bekerja sebagai seorang stand guide maupun sebagai seorang Sales Promotion Girl. Beliau juga memiliki prinsip bahwa dengan melakukan sesuatu itulah belajar, karena ilmu yang diterima dari bangku kuliah hanyalah 20% dari pengetahuan yang dimiliki. Sedangkan sisanya sebesar 80% justru diperoleh dari keikutsertaannya di dalam kegiatan diluar kampus dan juga bisa didapat dengan membaca koran, bersosialisasi dengan orang lain di dalam suatu kegiatan kelompok dan membangun hubungan baik dengan banyak orang yang ditemuinya. Salah satunya adalah dengan menekuni hobi menarinya, Beliau bisa berkenalan dengan Mas Ari Tulang, Gusti Randa maupun Rina Gunawan yang pada akhirnya dari hobinya ia dapat memperluas jaringan sosialnya. Dari luasnya jaringan sosial yang dibangunnya, Beliau dapat mempelajari bagaimana caranya memasarkan dan juga memperkenalkan suatu produk walaupun latar belakang pendidikan yang dimilikinya adalah psikologi.
Selain itu alasannya mencari pekerjaan di kala kuliah adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Namun, dengan begitu banyaknya kegiatan yang dilakukannya disamping kuliah, ia masih dapat membagi waktunya dengan baik. Motto yang ia miliki adalah “Work smart, Play smart and Study smart”. Kunci kesuksesannya dalam membagi waktu adalah selalu membawa buku dan menyempatkan diri untuk belajar walaupun ia sedang menjaga stand ataupun saat istirahat syuting dan latihan menari.
Pada prakteknya ia melayani konsultasi untuk 3 devisi yaitu corporate training and service untuk departemen HR pada perusahaan-perusahaan, konsultasi untuk terapi masalah individu, keluarga, pengembangan pribadi dan pengembangan personality serta jasa konsultasi untuk anak-anak dengan kebutuhan-kebutuhan khusus.
Sebagai seorang psikolog yang tentunya harus menjaga kredibilitas itu sangat sulit dilakukan, karena selain harus menjunjung tinggi kode etik profesinya juga perlu memiliki hati nurani dalam menangani setiap masalah yang muncul. Seperti misalnya pada saat menjadi pengacara dari seorang pria yang ingin bercerai dengan istrinya dan mereka menempuh jalan hukum; sebagai seorang psikolog, Beliau dituntut untuk dapat mempertahankan laporan psikologis yang dibuatnya dan juga harus mempersiapkan argumen untuk melawan sanggahan dari psikolog lainnya namun juga tetap berusaha tidak menyakiti pihak dari istrinya.

Kasandra &company; Associates


Menurut Beliau pun seorang psikolog harus dapat mempertahankan kode etiknya dengan tidak langsung menilai dan melabel seseorang tanpa penelitian dan fakta. Seperti dalam kasus David, mahasiswa Indonesia yang dituduh membunuh dosennya di NTU; Ia memberikan statement pada wartawan yang pada akhirnya statement itu diedit oleh para wartawan sehingga menimbulkan kesalahpahaman, Mam Kasandra langsung meminta maaf bahwa apa yang ia katakan bukan seperti yang sudah diberitakan oleh media massa. Dalam melakukan pekerjaannya, Mam Kasandra sangat memengang teguh prinsip bahwa harus berbuat baik dengan tidak menyakiti hati orang lain serta memiliki empati dan hati nurani.
Sesuatu yang ada di dalam diri Mam Kasandra yang pada akhirnya membedakan dirinya dari psikolog lainnya ada 3 hal, yaitu : style, intelektual yang selalu mengacu pada fakta yang ada serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang namun tetap kritis.
Yang dimaksud dengan memilih style atau gaya yang berbeda baik dalam penampilan yang kadang dapat membuat orang meragukan kemampuannya namun akhirnya dapat memberikan kredit bahwa Mam Kasandra adalah seorang psikolog yang memiliki pengetahuan yang luas. Selain itu juga Beliau juga ramah terhadap kamera dan juga selalu santai saat sedang pengambilan gambar maupun wawancara, selain itu dalam penampilannya Ia memiliki banyak pakaian yang mewakili kepribadian dan profesinya. Intelektual yang selalu mengacu pada fakta ini berarti bahwa ia menjunjung kode etiknya bahwa seorang psikolog tidak boleh langsung memberikan penilaian tanpa didasari oleh penelitian dan fakta yang ada. Karena psikolog adalah ilmuwan yang menggunakan ilmu pasti, bukan dukun yang dapt langsung melompat pada kesimpulan yang ditariknya dari ramalan dan dugaannya sendiri. Dan dalam bertata bahasa, tentunya Ia selalu menghindari menggunakan jargon ataupun istilah psikologi yang tidak dimengerti oleh masyarakat awam karena dengan begitu orang yang diajak berkomunikasi pun dapat memahami apa yang sedang diperbincangkan.
Hal yang paling penting bagi seorang psikolog adalah profesionalitas, selalu menjaga kode etik dan ilmu psikologi yang selalu berkembang, punya hati nurani. Oleh karena ilmu psikologi selalu berkembang, ia tidak boleh berhenti dan harus selalu belajar dan mengasah ilmunya.
Saat ini Mam Kasandra sudah mengeluarkan 2 buah buku yang berjudul CBT dan Metamorfosis. Alasan dalam mebuat kedua buku tersebut adalah untuk memenuhi nilai akademis dalam dirinya, karena ia adalah seorang praktisi. Walaupun ia menjadi dosen di STIKOM LSPR, bukan berarti ia diakui dalam dunia akademis karena STIKOM sendiri bukanlah fakultas psikologi namun merupakan Sekolah Tinggi yang lebih memfokuskan dirinya pada ilmu komunikasi.
Metamorphosis, buku keduanya ternyata mampu menjadi salah satu best seller di Indonesia. Prestasi ini membuktikan bahwa Mam Kasandra tidak hanya sukses mendapatkan nama sebagai salah satu psikolog sukses, namun juga sebagai pembuktian keinginannya agar semua orang dapat menjadi ‘kupu-kupu’. Buku yang diluncurkan pada 17 September 2008 di Essence, Dharmawangsa ini berusaha mengajak setiap orang untuk dapat menjadi seorang yang menjalani hidup dengan penuh motivasi, berusaha melupakan pengaruh masa lalu yang kelam dan menjalani masa sekarang dengan pemikiran ke masa depan.
Dalam buku ini pun, Mam Kasandra membagikan berbagai pengalamannya sebagai psikolog. Hal ini membuktikan bahwa Beliau bukan hanya mengerti teori namun juga sangat mengerti dan berpengalaman dalam aplikasi teori ke dalam kehidupan nyata.


Laporan Analisa Hasil Wawancara dengan A.Kasandra Putranto, Psikolog (Part2)

Peluncuran buku Metamorphosis



Biasanya seorang yang sudah memiliki keluarga apalagi wanita, karirnya akan menurun. Namun tidak demikian bagi Mam Kasandra, karirnya malah semakin meningkat dengan kondisinya sekarang ini. Saat kami tanyakan siapa saja inspirasi dalam dunia karirnya, Mam Kasandra menjawab bahwa :
1. Sang ayah yang merupakan inspirasi utama, karena dalam mendidiknya sang Ayah menerapkan cara mendidik yang demokratis dimana ia membiarkan putrinya untuk berpikir kritis dan berani mengambil keputusan.
2. Sumber insiprasi kedua adalah sang Ibu, dimana dalam mendidik, kedisiplinan perlu ditegakkan. Walaupun kadang merasa sakit hati karena tegasnya sikap sang Ibu, namun Mam Kasandra tetap berusaha melihat dari sisi positif bahwa itu semua demi kebaikannya.

3. Yang terakhir tentunya anak – anaknya dan suami tercinta. Sebagai seorang ibu dan istri yang baik, ia ingin memberikan kebanggaan bagi mereka semua. Namun oleh karena itu, Beliau berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka semua dan sebisa mungkin kegiatan yang dilakukan tidak menyita dan mengambil waktunya untuk bersama dengan mereka. Sebagai contoh, kalaupun harus keluar kota karena urusan pekerjaan, beliau selalu pulang kerumah. Ia akan menolak smua tawaran bila harus menginap.

Kasandra bersama keluarga

dengan semakin sibuknya perannya dalam keluarga, dalam hal karirnya beliau berusaha mengatur waktunya dengan tidak bekerja dari pagi sampai sore seperti dahulu. Berkurangnya kuantitas acara yang dihadirinya, kualitasnya pun semakin meningkat karena semakin memilih acara apa yang akan dihadiri dan tentunya dengan begitu akan lebih fokus. Dapat dilihat dari kesibukannya yang sangat tinggi, ia masih menyempatkan dirinya untuk mengajar di LSPR, walaupun kuantitasnya semakin berkurang dari mengajar 12 kelas hingga 2 kelas saja sekarang ini, dan mungkin semester depan ia sudah tidak mengajar lagi dikarenakan waktu dan tenaganya kurang memungkinkan. Ia memilih untuk masih mengajar di semester ini karena ia suka dan senang bertemu dengan mahasiswanya.
Hal yang paling penting dalam hidup alumnus SMA VI Jakarta tahun 1986 ini adalah keluarga sebagai inspirasi dan motivasi dalam menjalani hidup. Namun Mam Kasandra juga melihat dari sisi yang lebih besar lagi, yaitu menjalankan harkat dan perannya sebagai manusia serta berusaha mencapai sesuatu yang mendekati kesempurnaan. Yang dimaksud dengan hal ini adalah setiap manusia diciptakan dan memiliki tugas di mata Tuhan, Gusti Allah. Oleh karena harkatnya ini, Ia dititipi seorang suami dan 3 orang anak, dimana cobaan pun tetap diberikan oleh Tuhan. Semisalnya bahwa anak keduanya memiliki masalah expressive language disorder, kelurganya pun kadang bermasalah, orang – orang disekitarnya baik mahasiswanya pun memiliki masalah. Itu semuanya penting di dalam dunia bagaimana Ia berusaha menjadi seorang anak yang baik bagi orang tuanya, istri dan ibu yang baik bagi suami serta anak – anaknya dan juga menjadi dosen yang baik bagi mahasiswanya.
Sedangkan arti kesuksesan bagi seorang Kasandra A. Putranto adalah menerima segala sesuatu dengan ikhlas. Sukses bukan cuma sekedar uang yang diterima itu banyak, performance di TV banyak, teman di facebook lebih dari 5000, jadi direktur yang berhasil dalam karirnya, tetapi terlebih sukses itu di dunia akhirat. Sehingga untuk mencapai kesuksesan di akhirat, sebaiknya manusia bekerja sebaik – baiknya dan membagi ilmunya dengan baik. Karena Ia percaya ketika kita memberi dan membagi sesuatu maka Tuhan akan memberikan yang lebih lagi. Kadangkala manusia menerima berbagai macam cobaan yang bertolak belakang dengan keinginan setiap manusia untuk tampil sesempurna mungkin. Namun ketika manusia bisa menangani masalah-masalah dalam hidupnya tersebut, maka bagi Mam Kasandra, ia telah sukses dalam hidupnya.
Rencana ke depannya , tetap ingin menjadi psikolog dan bukan hanya mencerdaskan kehidupan bangsa dan anak orang lain sebagai dosen tetapi juga mencerdaskan kehidupan anak – anaknya sendiri dan mendampingi anak – anaknya dalam tumbuh dan berkembang terutama kehidupan psikologis mereka dan semoga bisa tetap menjadi seorang ibu, istri dan anak yang baik .
Berikut adalah pendapat Mam Kasandra mengenai stress dalam kehidupan masyarakat yang saat ini menjadi salah satu ‘penyakit’ psikologis yang mulai mengakar:

Kehidupan modern selalu dipenuhi oleh perdebatan atau perbedaan pendapat, target, frustasi dan kemarahan serta hasrat ataupun cita-cita. Saat ini jika seorang diantara kita berkata bahwa “saya tidak stress” dalam siklus kehidupan sosial bisa jadi anda dianggap sebagai orang yang kurang normal. Berawal dari sinilah Kasandra Putranto memberikan pandangannya tentang bahaya dari stress itu sendiri.
Stress adalah penyakit yang bisa menjadi pembunuh nomor satu dewasa ini. Akan tetapi disisi yang lain sebagian besar pakar intelektual setuju bahwa stress tidak selamanya membawa dampak negative pada penderitanya. Pada dosis tertentu stress bahkan dapat menjadi pembantu kita belajar bekerja dan menyelesaikan masalah dibawah tekanan atau bahkan bisa menjadi motivator bagi penderitanya untuk bekerja lebih baik lagi.
Apapun alasannya ketika kita seringkali atau bahkan secara terus menerus berada dalam keadaan depresi maka pikiran dan tubuh kitalah yang harus membayar akibatnya, sayangnya pada saat ini stress merupakan sesuatu hal yang biasa dan dianggap wajar bahkan bisa dijadikan jalan hidup.
Kehidupan menjelma menjadi sesuatu yang baru dansangat menarik. Dan istilah sukses dating menjadi iming-iming sekaligus momok bagi kita. Istilah perolehan, produktivitas dan efisiensi menjadi alat bantu kita untuk mewarnai kehidupan kita yang baru dan mewujudkan semua impian-impian kita.
Akan tetapi pada saat realita yang sebenarnya dating menghampiri dan meruntuhkan semua mimpi-mimpi indah yang telah kita rancang tanpa kompromi bagaikan goresan-goresan tanpa arti pada sebuah kanvas yang bermakna keputus asaan, pada saat itulah melodi dari sebuah angan berubah menjadi sebuah stress, depresi dan keputus asaan yang menghantam diri kita sendiri.
Kasandra Putranto sebagai seorang praktisi psikolog merasa bahwa kehidupan saat ini membuat orang memerlukan bantuan untuk berdamai dengan pribadinya. Manusia yang seringkali terfokus pada aspek pemahaman kehidupan yang dangkal seringkali membawa manusia pada kekecewaan yang berdampak depresi. Oleh sebab itulah seringkali mereka mencoba menciptakan imaginasi tentang dirinya, mencoba menemukan keajaiban-keajaiban bahkan perubahan secara instan ditempat yang salah.
Jika kita seringkali merasakan keletihan batin, kejenuhan bahkan keputus asaan, itu adalah tanda-tanda awal dari stress yang seharusnya kita cermati sebagai waktu untuk kembali kepada system dirikita yang seimbang. Dimana kemampuan, keinginan dan hasrat berjalan seiring. Hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan-kerusakan fatal bagi tubuh dan pikiran kita akhibat stress.
Kita menyadari bahwa tubuh kita bereaksi positif terhadap stress dalam dosis yang dapat ditolelir tubuh. Seperti stress membuat kita berusaha menguasai materi dan fokus pada materi pada saat kita presentasi, membuat kita mempertajam konsentrasi kita pada detik terakir kedua saat kita mengikuti turnamen balap mobil formula 1, stress membuat kita memilih belajar lebih keras daripada pergi menonton pada saat kita menghadapi ujian akhir di sekolah.
Akan tetapi diluar kesemuanya itu stress justru menyebabkan kerusakan pada kesehatan kita, suasana hati kita, produktifitas kita bahkan hubungan kita dengan orang lain dan sosial serta kualitas kehidupan kita.
Demikianlah hasil wawancara kami dengan Ibu A. Kasandra Putranto, semoga semangat dan juga pemikirannya dapat menginspirasikan kita untuk selalu berkembang dan menjadi manusia yang lebih baik.

September 17, 2009

France

This was the first group assignment that gave by our General English teacher, Mr. Tristan. In this subject, we learned about the reading comprehension, and writing skills which are how to write a business letter, fax, email,etc. Also, we learned to speaks in English by doing this assignment. In this assignment, we had to give a presentation about the interesting things in a country, and my group chose Tourism in France.

 


The French Republic (French: République française), as known as France, is a sovereign country comprising a metropolitan territory located in Western Europe and numerous overseas territories around the world. Metropolitan France extends from the Mediterranean Sea to the English Channel, and from the Rhine and Alpes to the Atlantic Ocean. French citizens often refer to Metropolitan France as L’Hexagone (The “Hexagon”) because of the geometric shape of its territory.


Capital city : Paris
Official language : France
Motto : “Liberty, Equality, Fraternity” (Liberté, Égalité, Fraternité)
Population of France: 64,473,140 people
Area of France: 674,843 km2

Tourism

With 81.9 million foreign tourists, France is ranked as the first tourist destination in the world, ahead of Spain and the United States. France features cities of high cultural interest (example: Pari), beaches and seaside resorts, ski resorts, and rural regions that many enjoy for their beauty and tranquillity (green tourism). Aside from casual tourism France attracts a lot of religious pilgrims to Lourdes, a town in the Hautes-Pyrénées département, that hosts a few million tourists a year.


Eiffel Tower

The Eiffel Tower (French: Tour Eiffel) is a 19th century iron lattice tower located on the Champ de Mars in Paris that has become both a global icon of France and one of the most recognizable structures in the world. The Eiffel Tower, which is the tallest building in Paris, is the single most visited paid monument in the world; millions of people ascend it every year. Named after its designer, engineer Gustave Eiffel, the tower was built as the entrance arch for the 1889 World's Fair.
The tower stands at 324 m tall, about the same height as an 81-story building. And while the Eiffel Tower is a steel structure, and weighs approximately 10,000 tonnes, it actually has a relatively low density, weighing less than a cylinder of air occupying the same dimensions as the tower.
The tower has three levels for visitors. Tickets can be purchased to ascend either on stairs or lifts to the first and second levels. The walk to the first level is over 300 steps, as is the walk from the first to the second level. The third and highest level is only accessible by lift. Both the first and second levels feature restaurants.
The tower has become the most prominent symbol of both Paris and France. The tower is a featured part of the backdrop in literally scores of movies that take place in Paris. Its iconic status is so established that it even serves as a symbol for the entire nation of France, such as when it was used as the logo for the French bid to host the 1992 Summer Olympics.

Lourdes

Lourdes is a small market town lying in the foothills of the Pyrenees, famous for the Marian apparitions of Our Lady of Lourdes that are reported to have occurred in 1858 to Bernadette Soubirous. At that time, the most prominent feature of the town was the fortified castle that rises up from a rocky escarpment at its centre

Notre Dame de Paris


Notre Dame de Paris is a Gothic cathedral on the eastern half of the Île de la Cité in Paris, France, with its main entrance to the west. It is still used as a Roman Catholic cathedral and is the seat of the Archbishop of Paris. Notre Dame de Paris was one of the first Gothic cathedrals. Notre Dame de Paris is widely considered one of the finest examples of French Gothic architecture. The name Notre Dame means "Our Lady" in French. Notre Dame de Paris was one of the first Gothic cathedrals, and its construction spanned the Gothic period. Its sculptures and stained glass show the heavy influence of naturalism, unlike that of earlier Romanesque architecture.

Flame of Liberty


The Flame of Liberty (Flamme de la Liberté) in Paris is a full size, gold leaf covered, replica of the flame carried in the hand of the Statue of Liberty in New York City. It was given to the city of Paris by the International Herald Tribune on behalf of donors as part of the newspaper's centennial celebrations in 1987. It is located near the northern end of the Pont de l'Alma on the Place de l'Alma in Paris. The Flame of Liberty, which sits above the entrance to the Paris tunnel in which Diana died.

château du Haut-Kœnigsbourg


The château du Haut-Kœnigsbourg is located at Orschwiller, Alsace, France, in the Vosges mountains at west of Sélestat. The castle is nestled at a strategic location on a high hill overlooking the Alsatian plain; as a result it was used by successive powers from the Middle Ages until the Thirty Years' War when it was abandoned. In 1900 it was restored under the direction of Emperor Wilhelm II. Today it is a major tourist attraction, located on the Alsace wine route.


Arc de Triomphe


The Arc de Triomphe is a monument in Paris, France that stands in the centre of the Place Charles de Gaulle, also known as the "Place de l'Étoile".[1] It is at the western end of the Champs-Élysées. The triumphal arch honors those who fought for France, particularly during the Napoleonic Wars. On the inside and the top of the arc there are all of the names of generals and wars fought. Underneath is the tomb of the unknown soldier from World War I .
The Arc is the linchpin of the historic axis (L'Axe historique) — a sequence of monuments and grand thoroughfares on a route which goes from the courtyard of the Louvre Palace to the outskirts of Paris. The monument was designed by Jean Chalgrin in 1806, and its iconographic program pitted heroically nude French youths against bearded Germanic warriors in chain mail and set the tone for public monuments, with triumphant nationalistic messages, until World War I.
The monument stands 49.5 m in height, 45 m wide and 22 m deep. The large vault is 29.19 m high and 14.62 m (48.0 ft) wide. The small vault is 18.68m high and 8.44 m wide. It is the second largest triumphal arch in existence. Its design was inspired by the Roman Arch of Titus. The Arc de Triomphe is so colossal those three weeks after the Paris victory parade in 1919, marking the end of hostilities in World War I, CharlesGodefroy flew his Nieuport biplane through it, with the event captured on newsreel.

Conclusion
In fact that France has many beautiful objects, not just places or cities, but also monuments, buildings, and so on. Those objects become so popular in tourism world. Those objects are not just beautiful but also have historic story behind those beauty that became a reason of tourists to come. Those objects become more important in France, therefore tourism becomes one of the economic factors in France. 

Organizational Diagnosis and Change - PT. ANZ Panin Bank - (Part 1)

Di bawah ini merupakan tugas kelompok Organizational Communication mengenai organizational diagnosis and change, kelompok saya mengambil topik perubahan PT. ANZ Panin Bank, karena adanya perubahan akibat penggabungan Bank ANZ dengan Panin Bank. oleh karena itu, banyak perubahan-perubahan yang dialami organisasi tersebut. Dalam proses pembutatn tugas ini kami juga melakukan interview untuk mengetahui perubahan-perubahan apa yang ada dan bagaimana menghadainya.




DETAIL INTERVIEW

Waktu : Kamis, 28 Mei 2009
Tempat : Lobby ANZ Tower
Narasumber : Lenny, Human Resource Support PT.ANZ Panin Bank

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebagai dasar wawancara:
1. Apa yang berubah dari organisasi Anda? Perbedaan sebelum dan sesudah perubahan? (visi-misi, produk & jasa, strategi & struktur, SDM, budaya, fisik seperti gedung, logo, dsb)
2. Mengapa terjadi perubahan tersebut?
3. Efek dari perubahan tersebut ke internal perusahaan?
4. Efek perubahan internal perusahaan ke eksternal perusahaan?
5. Apakah perubahan terjadi secara internal atau menggunakan konsultan?
6. Faktor eksternal apa saja yang mempengaruhi perubahan internal perusahaan?
7. Bagaimana cara mengkomunikasikan perubahan untuk internal dan eksternal perusahaan?
8. Berapa lama waktu untuk persiapan perubahan/pengambilan keputusan untuk perubahan diperlukan?
9. Struktur organisasi (perbedaan yang lama dengan yang baru)
10. Tujuan dari perubahan tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang?
11. Resiko terbesar yang dialami perusahaan ketika terjadi perubahan? (financial, psikologis, waktu, dsb)



COMPANY PROFILE ANZ



ANZ adalah salah satu perusahaan terbesar di Australia dan Selandia Baru dan merupakan internasional perbankan dan grup jasa keuangan yang besar, yang berada di antara 50 bank teratas di dunia.
Kantor pusat ANZ di dunia terletak di Melbourne. pertama kali dibuka sebagai Bank Australasia di Sydney pada 1835 dan di Melbourne sejak 1838. Dengan demikian, ANZ telah berumur lebih dari 170 tahun. ANZ merupakan salah satu bank dunia terkemuka dan bank internasional terbesar di Asia Pasifik dengan aset 471 miliar dollar Australia pada 30 September 2008.
ANZ selama lebih dari 170 tahun ini telah melakukan berbagai transformasi, antara lain:
 2008
• Meluncurkan ponsel perbankan dan perbankan untuk iPhone.
• Sponsor musik Wicked. Merupakan investasi yang terbesar dari jenis sejarah teater di Australia.
• Mencapai peringkat bank terkemuka diseluruh dunia berdasarkan Dow Jones Sustainability Index untuk 2 tahun berturut-turut.
• Membuka ANZ House di Canberra, Australia.
• membuka kantor regional di Hong Kong untuk ekspansi bisnis di seluruh Asia.
• Memperoleh keanggotaan Perdagangan (menjadi member)dari Shanghai Gold Exchange, membuatnya menjadi salah satu dari empat bank asing yang hanya diizinkan untuk perdagangan emas di pasar Cina.
• Meluncurkan ANZ Tower di pusat bisnis Jakarta, Indonesia, termasuk cabang-cabang yang menyediakan sejumlah layanan kepada pelanggan
2007
• Menunjuk Mike Smith sebagai Chief Executive Officer.
• Mencapai peringkat bank terkemuka global dalam Dow Jones Sustainability Index .
• Berinvenstasi in Malaysia's AMMB Holdings Berhad, China's Shanghai Rural Commercial. Bank, Vietnam's Saigon Securities Incorporation and ANZ Vientiane Commercial Bank, Laos.
2006
• Meningkatkan investasi hingga 20% di Tianjin City Bank Komersial, China.
• Mencapai peringkat Top 3 dalam Corporate Responsibility Index.
• Meluncurkan program PROgress Loans untuk yang berpenghasilan rendah.
2005
• Meluncurkan aliansi strategis dengan Sacombank, Vietnam.
• Membuka kantor perwakilan di Noumea, Kaledonia Baru.
2004
• Mengumumkan laporan laba operasi setelah pajak sebesar AUD $ 2,815 juta
• Mengumumkan kesepakatan dengan Royal Group untuk mendirikan joint venture bank di Kamboja.
• Mendapatkan penghargaan Bank of the Year untuk kelima tahun berturut-turut oleh Personal Investor magazine.
2003
• Mengakuisisi National Bank of New Zealand.
• Mengesahkan perjanjian kerjasama dengan Shanghai Rural Credit Cooperatives.
• Memasukkan kartu kredit joint venture dengan Metrobank, Filipina.
2002
• Bekerjasama dengan ING Group untuk dana asuransi jiwa dan manajemen bisnis di Australia dan Selandia Baru.
• Mencatat jumlah satu juga customer untuk ANZ Internet Banking di Australia.
• Mengakuisisi Bank of Hawaii yang beroperasi di Fiji, Vanuatu dan Papua Nugini.
2001
• Menguasai 75% saham Bank of Kiribati.
• Membuka cabang ANZ Timor Leste.
2000
• ANZ menjual bisnis Grindlays milik ANZ di Timur Tengah dan Asia Selatan untuk Standard Chartered.
1999
• ANZ Internet Banking diluncurkan.
• Membeli Samoa Bank.
1998
• Mengakuisisi PT Panin Bank, Indonesia.
1997
• John McFarlane menjabat Chief Executive Officer.
• ANZ Phone Banking diluncurkan.
• Membuka cabang di Beijing, China.
1996
• www.anz.com diluncurkan.
• ANZ membuka cabang yang kedua di Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh City.
1995
• Membuka cabang di Manila, Philiphina.
1993
• Mendirikan joint venture dengan PT Bank Panin, Indonesia.
• Membuka cabang di Hanoi dan kantor perwakilan di Ho Chi Minh City, Vietnam.
• Membuka cabang di Shanghai dan kantor perwakilan di Guangzhou, China.
• Mulai beroperasi di Tonga.
1991
• Mengakuisisi 75 persen dari Bank of Western Samoa.
• Membuka kantor perwakilan di Filipina.
1989
• Membeli PostBank dari Selandia Baru.
1988
• Membuka kantor cabang di Paris, Perancis.
1985
• Membuka cabang di Frankfurt, Jerman.
• Membuka kantor perwakilan di Bangkok, Thailand.
1984
• Membeli Grindlays Bank.
1979
• Membeli Bank of Adelaide, Australia.
1971
• Membuka kantor perwakilan di Malaysia.
1970
• Bank ANZ bergabung dengan Inggris, Skotlandia dan Australia Bank Limited untuk membentuk organisasi yang sekarang, Australia and New Zealand Banking Group Limited.
• Mulai beroperasi di Vanuatu.
1969
• Mendirikan kantor perwakilan di Tokyo, Jepang.
1968
• Membuka kantor di New York, Amerika Serikat.
1951
• The Bank of Australasia merger dengan the Union Bank of Australia untuk membentuk Bank ANZ.
1837
• The Union Bank of Australia terbentuk. The Union Bank of Indonesia didirikan.
1835
• ANZ didirikan.

Logo Baru PT. ANZ Panin Bank


Perubahan mendasar dari logo ANZ terdapat pada "look and feel" dengan tulisan ANZ yang lebih dimodernisasikan dan disederhanakan serta diperkenalkannya simbol baru yaitu the Lotus (simbol bunga teratai). Lotus melambangkan kesatuan dan pertumbuhan, sesuatu yang dengan mudah dapat dimengerti oleh nasabah terlepas dari perbedaan bahasa dan kultur.
Tiga kelopak bunga tersebut melambangkan tiga wilayah Australia, New Zaeland, dan Asia Pasifik. Dan di tengah kelopak yang membentuk rupa orang mewakili hal terpenting bagi ANZ yaitu nasabah dan orang-orangnya yang merupakan dorongan utama di balik seluruh bisnis ANZ.

Stimulus-Respons; Komunikasi Dua Tahap; Difusi Inovasi



di bawah ini merupakan tugas kelompok dan presentasi kelompok Communication THeory mengenai stimulus dan respons dima keduanya mempunyai keterkaitan antara pesan dengan respons.


Pengaruh Komunikasi Massa terhadap Individu
Komunikasi massa berkaitan dengan persolan efek komunikasi massa. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Mereka akan berusaha untuk menemukan saluran yang paling efekif untuk dapat mempengaruhi audience.

Stimulus-Respons
Prinsip stimulus-respons merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, di mana efek efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Dengan demikian seseorang dapat memperkirakan suatu kaitan erat antara pesan dari media dengan reaksi audience.
Elemen-elemen utama dari prinsip stimulus-respons adalah:
1.pesan (stimulus)
2. penerima (receiver)
3. efek (respons)
Ada 2 pemikiran dibalik konsep ini:
1. Gambaran mengenai masyarakat modern yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan sosial.
2. Pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah-olah sedang melakukan kampanye untuk merubah perilaku sesuai dengan tujuan.
Dari pemikiran tersebut, dikenal apa yang disebut masyarakat massa. Kontak dengan media cenderung diartikan dengan adanya pengaruh dari media, sedangkan individu yang tidak terjangkau tidak akan terpengaruh.
Tahun 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus-respons dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual differences). Diasumsikan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari audience.

Komunikasi Dua Tahap dan Pengaruh Antar Pribadi
Pengaruh kontak antarpribadi telah membawa kepada gagasan ‘seringkali informasi mengalir dari radio dan surat kabar kepada para pemuka pendapat, dan dari mereka kepada orang-orang lain yang kurang aktif dalam masyarakat’.
Perbandingan antara teori awal komunikasi massa dengan teori komunikasi dua tahap:

teori dan penelitian komunikasi dua tahap memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
a. Individu merupakan anggota dari kelompok-kelompok sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
b. Respons dan reaksi terhadap pesan dari media tidak terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantaraan dan dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial tersebut.
c. Ada 2 proses, yang pertama mengenai penerimaan dan perhatian, dan yang kedua berkaitan dengan respons dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap upaya mempengaruhi atau penyampaian informasi.
d. Individu tidak bersikap sama terhadap pesan media
e. Individu-individu yang berperan lebih aktif ditandai oleh penggunaan media massa yang lebih besar, tingkat pergaulan yang lebih tinggi, anggapan bahwa dirinya berpengaruh terhadap orang lain dan memiliki pesan sebagai sumber informasi.

Difusi Inovasi
Teori ini pada prinsipnya adalah komunikasi dua tahap, maka teori ini sangat menekankan pada sumber-sumber non-media (misalnya tetangga, teman, dsb.)
Everett M. Rogers dan Floyd G. Shoemaker (1973) merumuskan kembali teori ini :
• Pengetahuan : kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi
• Persuasi : individu memiliki sikap yang menyetujui atau tidak menyetuhui inovasi tersebut
• Keputusan : individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi
• Konfirmasi : individu akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan yang telah diambil sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan lainnya.
Sejumlah gagasan mengenai proses difusi inovasi:
• Pertama, teori ini membedakan tiga tahapan utama ke dalam tahapan andesten, proses, dan konsekuensi.
• Tahapan yang pertama mengacu pada situasi atau karakteristik orang yang terlibat yang memungkinkannya untuk diterpa informasi tentang suatu inovasi atau relevansi informasi tersebut terhadap kebutuhan-kebutuhannya.
• Tahapan kedua berkaitan dengan proses mempelajari, perubahan sikap, dan keputusan.
• Tahapan konsekuensi dari aktivitas difus terutama mengacu pada keadaan selanjutnya jika terjadi adopsi inovasi.
• Kedua, perlu dipisahkannya fungsi-fungsi yang berbeda dari pengetahuan, persuasi, keputusan dan konfirmasi
• Ketiga, difusi inovasi biasanya melibatkan berbagai sumber komunikasi yang berbeda (media massa, promosi, penyuluhan), dan efektivitas sumber-sumber tersebut akan berbeda tiap tahap, serta fungsi yang berbeda pula. Jadi, media massa dan promosi dapat berperan dalam menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan untuk mempersuasi, pengaruh antarpribadi berfungsi bagi keputusan untuk menerima dan menolak inovasi dan pengalaman dalam menggunakan inovasi dapat menjadi sumber konfirmasi.
• Keempat, teori ini melihat adanya ‘variabel-variabel penerima’ yang berfungsi pada tahap pertama (pengetahuan), karena diperolehnya pengetahuan akan dipengaruhi oleh kepribadian.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Di bawah ini merupakan tugas kelompok berupa paper dan presentasi dari mata kuliah National Heroism yang berhubungan dengan Hak Asasi Manusia, saya dan teman-teman kelompok memutuskan untuk mengambil topik kekerasan dalam rumah tangga, karena topik ini sangat umum pada masa kini. tugas ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Topik masalah yaitu berupa kasus, Legal yang merupakan peraturan-peraturan yang ada di dalam Undang-Undang, dan Solusi.



Topik Masalah
Hastutik adalah, seorang perempuan berumur 44 tahun yang beralamatkan di Komplek Kehutanan Baciro, Yogyakarta. Ia menikah dengan seorang duda beranak 5 dari ketiga isteri sebelumnya, berumur 58 tahun dan karyawan PNS yang belum lama pensiun. Ia dikaruniai seorang anak laki-laki yang sekarang berusia 8 tahun dari perkawinannya dengan duda tersebut.
Ia tinggal dalam satu rumah, bersama suami dan keempat anak tiri (karena salah seorang anaknya sudah bekerja di luar kota), menempati rumah berukuran 50 m2 di kampung Bangun Tapan, yang terletak di perbatasan Kab. Bantul dan Yogyakarta.
Anak-anak tirinya selalu menunjukkan rasa permusuhan kepadanya. Kesalahan-kesalahan kecil, misalnya diingatkan supaya segera mandi, membuatnya tersingung, dan kemudian dijadikan alasan untuk marah-marah. Kalau kekerasan anak tirinya itu ia sampaikan kepada suaminya, justru ia tambah dimarahi dan dimaki-maki. Kalau ia pergi, belanja, atau keluar rumah untuk keperluan lain, anak-anak sering menutup pintu rapat-rapat sehingga ia tidak bisa masuk rumah. Bahkan mereka pernah membuang pakaiannya yang sedang ia jemur.
Ia pernah dipukuli suami tanpa sebab yang jelas. Awalnya, anaknya sakit panas, kemudian ia beri obat. Kemudian ia pergi untuk satu keperluan dan menitipkannya kepada kakak-kakaknya. Entah disuapi apa oleh anak (tiri) itu, ternyata anaknya malah muntah-muntah. Ketika suaminya pulang kantor dan mendapat laporan dari anak tirinya mengenai keadaan si kecil yang muntah-muntah, ia kemudian dituduh “salah” memberi obat. Tanpa mencari tahu lebih jauh, dengan sertamerta suami memukulnya. Sampai kemudian mereka lari dari rumah dan melapor kepada Polisi Bangun Tapan. Sebelumnya ia juga sudah minta perlindungan kepada tetangga. Namun dari pihak RT tidak ada memberikan bantuan. Sementara laporannya kepada polisi hanya ditanggapi sebagai konflik keluarga biasa, tanpa ada upaya melakukan pemanggilan terhadap suaminya yang telah berbuat kekerasan. Akhirnya ia lari ke rumah orang tuanya, yang tinggal di Baciro, Yogyakarta, yang jaraknya kira-kira 7 km dari Bangun Tapan
Selang beberapa waktu, suaminya menjemput mereka agar kembali ke Bangun Tapan. Namun keempat anak yang usianya, antara 9 s.d. 20 tahun itu kembali memperlakukannya sebagai dengan kasar. Meski ia sudah dengan sekuat tenaga manyayangi mereka seperti anak sendiri. Suaminya justru seperti berkomplot dengan anak-anak untuk bertindak kasar. Untuk kedua kalinya, mereka dipukuli, dan lagi-lagi penyebabnya tidak jelas. Dugaan kuat adalah laporan anak-anak (tiri) yang tidak-tidak, sementara suaminya saya hanya meng-iyakan saja apa yang disampaikan anak-anak tersebut. Kemudian ia lari lagi menuju rumah tinggal Ibunya untuk mendapat perlindungan.
Kekerasan berikutnya terjadi ketika ia masih di rumah Baciro (tepatnya, Jl. Argolubang GK IV/208 Baciro Yogyakarta). Ia diseret dan ditarik rambut saya, kemudian dipukul di depan mata ibunya sendiri, yang usinya 78 tahun. Ibunya berusaha melerai, tapi suaminya tidak peduli. Kemudian ia melaporkannya ke Polresta Danurejan Yogya yang kemudian tidak memberikan respon walaupun ibunya (Supilah Hadiprawito) dan keponakannya ( namanya Rahmad Yusuf) siap menjadi saksi.
Kalau ada orang tuanya di rumah, anak-anak tirinya bersikap manis kepadanya. Dan bila ayahnya tidak di rumah, mereka suka mengumpat dan memaki-makinya. Bahkan mereka pernah menyiram air kotor ke lantai dapur yang baru saja ia pel. Pada suatu hari anak-anak itu mengusirnya, dan terpaksa ia lari ke Yogya, ke rumah orang tuanya. Saat terjadi pertengkaran antara Hastutik dengan anak-anak tirinya, suaminya juga melihat. Tetapi suaminya bukannya melerai, tetapi ikut mengusirnya.

LEGAL
Pengertian Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah tangga (PKDRT) yang terdapat di dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2004, adalah :
“Setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan, atau penderitaan secara fisik, seksual psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga” (vide, pasal 1 ayat 1 ).
Yang termasuk dalam lingkup rumah tangga :
a). Suami, isteri, dan anak, termasuk anak angkat dan anak tiri.
b). Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan suami, isteri yang tinggal menetap dalam rumah tangga, seperti : mertua, menantu, ipar, dan besan.
c). Orang yang bekerja membantu di rumah tangga dan menetap tinggal dalam rumah tangga tersebut (PRT).
Macam-macam bentuk KDRT yang dapat dilakukan suami terhadap anggota keluarganya :
1). Kekerasan fisik, yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat.
2). Kekerasan psikis, yang mengakibatkan rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dll.
3). Kekerasan seksual, yang berupa pemaksaan seksual dengan cara tidak wajar, baik untuk suami maupun untuk orang lain untuk tujuan komersial, atau tujuan tertentu.
4). Penelantaran rumah tangga yang terjadi dalam lingkup rumah tangganya, yang mana menurut hukum diwajibkan atasnya.
Hak-hak yang dapat dituntut korban KDRT yang telah diatur oleh Undang-Undang kepada pelakunya :
a). Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial, atau pihak lainnya maupun atas penetapan perintah perlindungan dari pengadilan.
b). Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis.
c). Penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korban.
d). Pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum.
e). Pelayanan bimbingan rohani. Selain itu korban KDRT juga berhak untuk mendapatkan pelayanan demi pemulihan korban dari, tenaga kesehatan, pekerja sosial, relawan pendamping dan/atau pembimbing rohani.(vide, pasal 10 UU No.23 tahun 2004 tentang PKDRT).
Kewajiban Pemerintah dalam UU PKDRT :
a). Merumuskan kebijakan penghapusan KDRT.
b). Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi tentang KDRT.
c). Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi tentang KDRT.
d). Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif jender, dan isu KDRT serta menetapkan standard dan akreditasi pelayanan yang sensitif jender.
UU No.23 tahun 2004 mengatur kewajiban masyarakat dalam PKDRT, dimana bagi setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya KDRT :
a). Mencegah KDRT.
b). Memberikan perlindungan kepada korban.
c). Memberikan pertolongan darurat.
d). Mengajukan proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.(vide pasal 15 UU PKDRT).
Untuk kejahatan kekerasan psikis dan fisik ringan serta kekerasan seksual yang terjadi di dalam relasi antar suami-isteri, maka yang berlaku adalah delik aduan.
Maksudnya adalah korban sendiri yang melaporkan KDRT yang dialaminya kepada pihak kepolisian. ( vide, pasal 26 ayat 1 UU 23 tahun 2004 tentang PKDRT).
Korban juga dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau Advokat/Pengacara untuk melaporkan KDRT ke kepolisian (vide, pasal 26 ayat 2).
Jika korban adalah seorang anak, laporan dapat dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh atau anak yang bersangkutan (vide, pasal 27).
Sanksi pidana dalam pelanggaran UU No.23 tahun 2004 tentang PKDRT diatur dalam Bab VIII mulai dari pasal 44 s/d pasal 53.
Khusus untuk kekerasan KDRT di bidang seksual, berlaku pidana minimal 5 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara atau 20 tahun penjara atau denda antara 12 juta s/d 300 juta rupiah atau antara 25 juta s/d 500 juta rupiah.( vide pasal 47 dan 48 UU PKDRT).

Solusi
KDRT dapat berupa pelanggaran hak-hak berikut:
• Hak atas kehidupan
• Hak atas persamaan
• Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi
• Hak atas perlindungan yang sama di muka umum
• Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik maupun mental yang sebaik-baiknya
• Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik
• Hak untuk pendidikan lanjut
• Hak untuk tidak mengalami penganiayaan atau bentuk kekejaman lain, perlakuan atau penyiksaan secara tidak manusiawi yang sewenang- wenang.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan bila menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga :
• Menceritakan kejadian kepada orang lain, seperti teman dekat, kerabat,lembaga-lembaga pelayanan/konsultasi.
• Melaporkan ke polisi.
• Mencari jalan keluar dengan konsultasi psikologis maupun konsultasi hukum.
• Mempersiapkan perlindungan diri, seperti uang, tabungan, surat-surat penting untuk kebutuhan pribadi dan anak.
• Pergi ke dokter untuk mengobati luka-luka yang dialami, dan meminta dokter membuat visum.

Universitas Sebagai Pusat Budaya

Ini merupakan tugas akhir Cultural Anthropology mengenai Universitas yang sekarang ini dijadikan sebagai pusat budaya. tugas ini merupakan tugas individu, dan merupakan Tugas Final exam. Paper ini terdiri dari empat bab, yaitu Pendahuluan, kerangka teoritis, analisa dan pembahasan, dan penutup.
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Topik ‘universitas sebagai pusat budaya’ merupakan topik yang sangat menarik dan hangat untuk dibicarakan atau dibahas. Ketertarikan penulis untuk mengangkat topik ini bukan hanya semata-mata, bahwa penulis adalah seorang mahasiswa tetapi juga karena pada saat ini, Universitas dikatakan sebagai pusat kebudayaan (Indonesia modern) karena universitas adalah pusat munculnya perkembangan ilmu, teknologi, seni, ilmu dan teknologi, dan lainnya. Dengan kelengkapan yang dimiliki Universitas dan juga berdasarkan otonomi keilmuan, kebebasan akademik, dan kebebasan mimbar akademik, maka universitas atau perguruan tinggi dapat mengembangkan dirinya seirama dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini dan di masa-masa yang akan datang.
Universitas sebagai pusat kebudayaan melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan penyebaran ilmu pengetahuan, yaitu kegiatan tiga dharma. Tiga dharma tersebut, antara lain:
• Dharma pertama (I) yaitu proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini dapat dilakukan dengan beberapa cara atau proses,seperti proses belajar sendiri yaitu mengerjakan tugas atau makalah, lalu mencari informasi sendiri sehubungan dengan penelitian makalah. Proses belajar mengajar di dalam kelas, club-club (seperti club marketing, basketball club, dan lainnya), observasi, merupakan proses-proses belajar mengajar yang merupakan dharma pertama dari suatu perguruan tinggi.
• Dharma kedua (II) yaitu penelitian. Dharma kedua ini mengingatkan kenyataan bahwa dalam era globalisasi yang sedang terjadi pada saat ini kita harus mempersiapkan diri jika tidak ingin tertinggal. Salah satu cirri yang sangat terlihat dari era globalisasi ini adalah penggungaan IPTEK.
• Dharma ketiga (III) yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pada kenyataanya, dharma pertama dan kedua juga merupakan pengabdian kepada masyarakat, tetapi dharma ketiga ini sifatnya lebih praktis dan langsung. Misalnya, memberikan informasi atau penyuluhan mengenai hal-hal tertentu, dan bisa juga mengenai penganggulangan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat pada saat ini, seperti mengadakan seminar, CSR, dan lainnya.
Seperti halnya unsur-unsur sistem pendidikan yang lain, universitas merupakan salah satu sarana untuk menyebarluaskan informasi mengenai berbagai bidang ilmu. Dan juga, jika kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi semakin terbuka lebar, maka dapat dibayangkan bahwa usaha mencerdasakan hidup bangsa dapat terlaksana, dan juga bisa terlaksana apabila semakin banyak rakyat yang mempergunakan kesempatan tersebut.Maka dari itu, untuk mengembangkan budaya bangsa Indonesia yang berunsurkan ilmu dan teknologi modern, universitas sangatlah efisien dan efektif.
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa di dalam sistem-sitem pendidikan, seperti di dalam universitas, institute, atau sekolah tinggi terdapat struktur organisasi yang membantu proses aktivitas-aktivitas belajar-mengajar, ataupun yang lainnya yang ada di dalam sistem tersebut. Misalnya dalam sekolah tinggi, kedudukan tertinggi adalah pada rector, lalu dibantu oleh Puket I,II,dan III, lalu ada dosen-dosen, staf administrasi, laboran, pustakawan, dan seterusnya. Lalu dalam Institute dan universitas ada rector, pembantu rector I,II dan seterus juga.


I.2 PERUMUSAN MASALAH
• Bagainana penerapan Universitas sebagai pusat kebudayaan dalam menyelenggarakan kegiatannya?


I.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk lebih mengetahui tentang beberapa arti masyarakat dan budaya terutama arti budaya menurut Sutan Takdir Alisjahbana. Dan juga untuk mengetahui fungsi unversitas pada umumnya dan fungsi universitas yang diartikan oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk lebih paham akan tri dharma yang ada di dalam sistem pendidikan. Maka tujuan dari penelitian ini adalah, antara lain:
• Untuk lebih mengetahui dan menganalisis kegiatan-kegiatan dharma pertama dalam universitas sebagai pusat kebudayaan.
• Untuk lebih mengetahui dan menganalisis kegiatan-kegiatan dharma kedua dalam universitas sebagai pusat kebudayaan.
• Untuk lebih mengetahui dan menganalisis kegiatan-kegiatan dharma ketiga dalam universitas sebagai pusat kebudayaan.





BAB II
KERANGKA TEORITIS

II.1 DEFINISI KEBUDAYAAN
Pengertian dari budaya sangatlah kompleks, sehingga tidaklah mudah memberikan definisi dari kebudayaan secara tepat. Macam-macam pengertian kebudayaan, antara lain, adalah:
• Definisi etimologis kebudayaan
• Definisi konseptual kebudayaan
• Definisi operasional kebudayaan
• Instrumen Variabel Teori Kebudaya


II.2.1 Definisi Etimologis
Istilah “Kebudayaan” Dan “Culture”. Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sanskerta buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal”.
Kata asing culture yang berasal dari kata Latin colere (yaitu “mengolah”, “mengerjakan”, dan terutama berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan “kebudayaan”, yang kemudian berkembang menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.
II.2.2 Definisi Konseptual
II.2.2.1 Definisi Menurut Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.


II.2.2.2 Definisi Menurut Sutan Takdir Alisyahbana
Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir sehingga menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas. Sebab, semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya dan dapat diungkapkan pada basis dan cara berpikir termasuk di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan maksud dari pikiran.

II.2.2.3 Definisi Menurut Malinowski
Malinowski menyebutkan, bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai sistem kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya, maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.


II.2.2.4 Definisi Menurut A. van Peursen
C.A. van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan kehidupan setiap kelompok orang dapat berlainan dengan hewan. Maka, manusia tidak dapat hidup begitu saja di tengah alam. Oleh karena itu, untuk dapat hidup, manusia harus mengubah segala sesuatu yang telah disediakan oleh alam. Misalnya, beras agar dapat dimakan harus diubah dulu menjadi nasi.
Terwujudnya suatu kebudayaan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hal-hal yang menggerakkan manusia untuk menghasilkan kebudayaan sehingga dalam hal ini kebudayaan merupakan produk kekuatan jiwa manusia sebagai makhluk Tuhan yang tertinggi. Oleh karena itu, walaupun manusia memiliki tubuh yang lemah bila dibandingkan dengan binatang seperti gajah, harimau, dan kerbau, tetapi dengan akalnya manusia mampu untuk menciptakan alat (sebagai homofaber) sehingga akhirnya dapat menjadi penguasa dunia. Dengan kualitas badannya, manusia mampu menempatkan dirinya di seluruh dunia. Tidak seperti binatang, yang hanya dapat menempatkan diri di dalam lingkungannya. Oleh karena itu, manusia dikatakan sebagai insan budaya.


II.2.2.5 Definisi Menurut Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurutSoerjanto Poespowardojo 1993)


II.2.3 Definisi Operasional
Kebudayaan adalah seluruh sistem, rasa, gagasan dan tindakan yang dimiliki oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kebudayaan, manusia berpikir dan bertindak guna mengatasi berbagai rintangan yang ada dalam hidup bermasyarakat.




II.3 DEFINISI MASYARAKAT

II.3.1 Definisi Etimologis
Masyarakat berasal dari kata dalam bahasa Arab, “musyarak”. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas -entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.


2.3.2 Definisi Konseptual
II.3.2.1 Definisi Menurut Selo Sumardjan
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

II.3.2.2 Definisi Menurut Karl Marx
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok -kelompok yang terbagi secara ekonomi.

II.3.2.3 Definisi Menurut Emile Durkheim
Masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi - pribadi yang merupakan anggotanya.


II.3.2.4 Definisi menurut Paul B. Horton & C. Hunt
Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

II.3.2.5 Definisi Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani
Sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.


2.3.3 Definisi Operasional
Masyarakat adalah sekelompok orang atau kumpulan komunitas manusia yang menempati satu wilayah tertentu dengan merasa adanya keterikatan satu sama lain, juga adanya interaksi yang disesuaikan dengan adat istiadat wilayah tersebut yang sifatnya berkesinambungan; serta merupakan kesatuan hidup bersama yang memiliki kebiasaan tertentu, norma, hukum, serta aturan yang mengatur semua pola tingkah laku warga yang harus dipatuhi oleh seluruh anggotanya; tentunya membutuhkan keamanan dan kesejahteraan secara bersama.


BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


III.1 BEBERAPA PENGERTIAN BUDAYA
Budaya dapat didefinisikan secara sempit dan luas, dimana budaya secara sempit mencakup kesenian dengan semua cabang-cabangnya sedangkan definisi budaya secara luas mencakup semua aspek kehidupan manusia. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, budaya dalam arti sempit adalah “adat istiadat, kepercayaan, seni.” Sedangkan budaya, dalam arti luas menurut Beliau “ mencakup segala perbuatan manusia.” Semua pengertian budaya yang pernah dikemukakan mengandung pengertian bahwa budaya merupakan sesuatu yang secara sadar dipelajari dan diwarisakan dan berbeda dengan hal-hal yang dapat diperoleh berdasarkan naluri.
Menurut Sutan Takdir ALisjahbana, kekalahan bangsa Indonesia melawan Belanda adalah kekalahan budaya ekspresif melawan budaya progresif. Adalah mentalitas bangsa Indonesia yang merupakan produk budayanya yang ekspresif itu yang membuat bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Beliau mengatakan bahwa, “Penjajah adalah sebagai akibat hokum alam: yang pintar, kuat dinamis, meski menguasai yang bodoh, lemah, dan statis.” Seperti banyak kutipan yang mengatakan bahwa kebudayan bangsa Indonesia itu lemah dan statis dan kadang terlalu berlebihan dan kurang introspeksi, dan juga kebudayaan bangsa Indonesia tidak melihat akan perkembangan dan perubahan dunia.
Ada pula, Koentjaraningrat, seorang pakar Antropologi dan Kebudayaan, yang melihat banyak hal di dalam kebudayaan bangsa Indonesia (termasuk daerah) yang tidak sesuai dengan mentalitas pembangunan. Dalam pembahasan tentang kelemahan mentalitas bangsa Indonesia, antara lain, dikemukakan bahwa bangsa Indonesia mempunyai:
• Nilai budaya yang tidak berorientasi terhadap hasil karya manusia itu sendiri (tidak achievement oriented)
• Orientasi yang terlampau banyak terarah ke zaman yang lampau sehingga akan melemahkan kemampuan seseorang untuk melihat ke masa depan
• Kecenderungan untuk melarikan diri dari dunia ke dunia kebatinan yang tidak begitu cocok dengan jiwa rasionalisme yang kita perlukan untuk mempercepat pembangunan.
• Kecenderungan yang terlampau banyak menggantukan diri pada nasib.
• Kecenderungan untuk menilai tinggi konsep sama-rata-sama-rasa yang mewajibkan suatu sikap konformisme yang besar, artingya, orang sebaiknya menjaga agar jangan dengan sengaja berusaha untuk menonjol di atas yang lain, sikap ini merupaka suatu sikap yang agk bertentangan dengan jiwa pembangunan yang justru memerlukan usaha jerih payah dengan sengaja dari pihak individu untuk maju dan menonjol di atas yang lain.
• Adat sopan-santun yang amat berorientasi ke arah atasan yang mematikan hasrat untuk berdiri sendiri dan berusaha sendiri.
Mentalitas sebagaimana dikemukakan di atas, menurut Koenjaraningrat, merupakan bagian budaya ‘asli’ dan dibedakan dari mentalitas bangsa Indonesia yang timbul sebagai akibat rebolusi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mentalitas yang terjadi sebgai akibat revolusi itu adalah:
• Sifat mentalitas yang meremehkan mutu
• Sifat mentalitas yang suka menerabas
• Sifat tak percaya diri
• Sifat tak berdisiplin murni
• Sifat mentalitas yang suka mengabaikan tanggung jawab yang kokoh
Kedua pakar tersebut melihat bahwa ada beberapa nilai tradisional bangsa Indonesia yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan yang perlu dihilangkan atau dihindari. Disamping itu ,mereka juga melihat bahwa adanya nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia yang masih berguna dan dapat dipakai dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Kita dapat melihat bahwa, kedua pakar tersebut ingin membuat budaya nasional Indonesia menjadi budaya yang modern yang dapat menjawab tantangan zaman modern pada saat ini.
Koenjaraningrat berpendapat bahwa mengembangkan budaya yang khas ala Indonesia dapat dilakukan melalui pengembangan yaitu melalui kesenian nasional yang merupakan unsure paling utama dari budaya nasional atau melalui unsur lain seperti ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat universal atau agama. Sedangkan Sutan Takbir Alisjahbana berpandapat lain, beliau melihat bahwa budaya Indonesia itu bersifat progresif dan unsur-unsur yang perlu dikembangkan mencakup IPTEK, politik, ekonomi, kesenian dan lainnya.
Seperti halnya Sutan Takdir Alisjahbana, yang berkata bahwa dijajahnya bangsa Indonesia oleh Belanda terletak pada kenyataan bahwa dalam budaya ( dalam arti luas ) bangsa Indonesia tidak sanggup berhadapan dengan budaya Belanda, seoran novelis India bernama Bankimchandra pun berpendapat bahwa kegagalan India menghadapi rangkaian penaklukan oleh penjajahan yang dialami India selama tujuh abad, merupakan ketidakberdayaan budaya India menghadapi para penakluk (hubungan budaya dengan power atau kekuasaan). Oleh karena itu untuk memperoleh kemerdekaannya kembali, India harus menciptakan budaya yang ideal di mana industry dan sains Barat dapat dipelajari dan budaya Timur harus tetap dipertahankan.
Cara yang dianjurkan Sutan Takdir Alisjahbana dan Bankimchandra untuk menghadapi serangan Barat mendapatkan respons yang positif dan konstruktif,dapat dilihat dari kutipan,”…a society which is under fire from the radiation of a more potent foreign culture must either master this foreign way of life or perish. … This positive and constructive response is the negative one of the oyster who closes his shell, the tortoise who withdraws into his carapace, the hedgehog who rolls himself into a spiky ball, or the ostrich who hides his head in the sand…”
Contoh yang lain pengambilan IPTEK Barat untuk memperkuat budaya sendiri dalam mengadapi ancaman dari luar adalah usaha besar-besaran bangsa Jepang sejak zaman Meiji, salah satunya yaitu, mereka mengirim pemuda-pemudanya untuk belajar ke negara-negara Barat dan menerjemah buku-buku ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Jepang, dan lainnya. Hasil yang diperoleh bangsa Jepang dalam mengembangkan budaya mereka dengan memasukkan unsur-unsur budaya asing terutama IPTEK terlihat hari ini dalam keunggulan mereka dalam bidang teknologi dan berbagai macam industri. Dan juga masuknya unsur-unsur budaya asing tersebut tidaklah membuat mereka kehilangan pribadi mereka.
Kalau melihat dan mempelajari sejarah perkembangan budaya bangsa-bangsa lain, dapat diketahui bahwa perkembangan dan pengayaan budaya suatu bangsa terjadi karena terjadinya kontak budaya serta pengalihan unsur-unsur budaya lain ke dalamnya. Dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada budaya yang berkembang tanpa terpengaruh dari luar. Arnold Toynbee mengemukakan (dalam Civilization on Trial and The World and The West) tentang analogi kehidupan organisme dengan kehidupan budaya.
Budaya jika tidak dapat memberikan respons yang tepat terhadap perubahan yang terjadi di sekelilingnya akan mengalami kemunduran dan akan punah. Usaha untuk mempertahankan diri terhadapa tantangan yang datang dari luar diperlihatkan, misalnya oleh bangsa CIna, Mesir, Jepang, Turki dengan menerima perubahan-perubahan dalam budayanya.
Memang ada semacam ‘aturan’ atau aksioma mengenai perubahan budaya yang sulit ditentang, tapi jangan merasa takut untuk kehilangan segala-galanya jika terjadi perubahan dalam budaya kita. Menurut I.I Rabi, ada yang tetap sama, baik dulu maupun sekarang, yaitu sistem syaraf kita dan hasil seni yang besar dan pemahaman yang mendalam tentang tidak tergantung pada waktu.

III.2. UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT BUDAYA
Pernyataan dari Sutan Takdir Alisjahbana mengenai universitas sebagai pusat budaya merupakan hal yang harus dipelajari dan dimengerti, mengerti tentang universitas itu sendiri, fungsinya dan kaitannya dengan perkembangan budaya.
Untuk itu, sebelum melihat lebih jauh tentang universitas, pertama-tama kita harus mengetahui tentang perumusan-perumusan perguruan tinggi yang terdapat, misalnya dalam Peraturan Pemerintah RI No. 60 tahun 1999, yaitu mengenai:
• Tujuan Pendidikan tinggi,adalah:
o Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesinal yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian.
o Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
• Penyelanggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam ayat sebelumnya berpedoman pada:
o Tujuan pendidikan nasional
o Kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan
o Kepentingan masyarakat, serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi.
Dalam menyelanggarakan tugasnya, perguruan tinggi mempunyai kebebasan akademik dan otonomi keilmuan seperti tercantum dalam Bab VI, Pasal 17, PP 3C :
• Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki anggota sivitas akademika untuk secara bertanggung jawab dan mandiri melaksanakan kegiatan akademika yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
• Dalam melaksanakan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik setiap anggota sivitas akademika harus bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
Pasal 18:
• Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari kebebasan akademik yang memungkinkan dosen menyampaikan pikiran dan pendapat di perguruan tinggi yang bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan
Pasal 19:
• Pelaksanaan kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik diarahkan untuk memantapkan terwujudnya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan nasional.
Pasal 20:
• Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang berpedoman pada norma dan kaidah keilmuan yang harus ditaati oleh para anggota sivitas akademik.
• Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perguruan tinggi dan sivitas akademika berpedoman pada otonomi keilmuan.
Dari beberapa pasal dan ayat dari PP 60 di atas, jelas bahwa perangkat hokum yang berlaku di Indonesia menjamin kemungkinan terselnggaranya kegiatan akademis yang bertujuan untuk menyebarlaskan, mengembangkan, serta mengadakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Selain itu, kita pun dapat melihat tujuan pendidikan tinggi atau universitas.
Pada aras lebih tinggi, Undang-Undang no 20 tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) telah merumuskan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu sebagai berikut:
Pasal 2
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Pasal 3
Pendidikan nasional berfungsi mengmbangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rumusan pasal-pasal yang dikemukakan di atas mencakup semua aspek kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia sebagai satu keseluruhan. Dan sebagai penerjemah salah satu sasaran Pembangunan Jangka Panjang II (PJP-II), misalnya GBHN 1993, yang dirumuskan sebagai berikut:
Tercapainya kemampuan nasional dalam pemanfaatan, pengembangan, dan pengasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan peradaban, serta ketangguhan dan daya saing bangsa yang diperlukan untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan menuju masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri serta sejahtera, yang dilandasi nilai-nilai spiritual, moral, dan etik didasarkan nilai luhur budaya bangsa serta nilai keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Universitas sebagi pusat kebudayaan melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan penyebaran ilmu pengetahuan,yaitu kegiatan tiga dharma, yaitu kegiatan belajar-mengajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Seperti halnya unsur-unsur sistem pendidikan lainnya, universitas merupakan sarana yang sangat ampuh untuk menyebarluaskan informasi mengenai berbagai bidang ilmu. Melalui isi kurikulum dapat disampaikan informasi ilmiah yang seragam maupun nilai-nilai budaya bangsa. Jadi, untuk mengembangkan budaya bangsa yang berunsurkan ilmu dan teknologi modern, universitas sangat efektif dan efisien. Memang tidak semua usaha memodernkan budaya nasional Indonesia itu dapat dilakukan oleh universitas. Penciptaan kreatif di bidang keseneian, contohnya, terjadi di dalam masyarakat. Sampai saat ini juga banyak karya seni, tterutama yang disebut seni rakyat dan seni primitive (primitive art), yang termasuk seni tradisional dihasilkan oleh masyarakat tanpa mempunyai bekal atau latar belakang pengetahuan teoreris. Penciptaan dapat dikatakan terjadi berdasarkan model yang tak berubah yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Keotenikan atau cap perorangan dalam seni yang demikianlah tidak diperbolehkan.
Diperguruan tinggi, misalnya, akademi seni rupa, segala sesuatu mengenai seni dapat dipelajari. Dalam seni lukis, misalnya, dapat dipelajari tentang komposisi dan campuran warna berdasarkan teori. Hal ini tidak dapat berarti menghambat kreativitas seseorang.
Sebagai bagian dari budaya dan peradaban dunia modern, budaya nasional Indonesia pun dipengaruhi oleh budaya-budaya lain. Khusus mengenai unsur-unsur kesenian, universitas atau perguruan tinggi juga merupakan tempat dan saran penting.
Banyak problem-problem yang dihadapi oleh masyarakat insonesia dalam mengembangkan budayanya yang berbeda dari masyaraat yang relative lebih homogen, seperti Jepang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang pluralistic, sehingga Indonesia harus menghadapi pluralism yang memerlukan penanganan tersendiri. Selain keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia, yang berbentuk budaya-budaya etnis dan bahasa-bahasa daerah, terdapat juga perbedaan tingkat peradaban di antara budaya-budaya tersebut. Hal-hal semacam ini dapat mempersulit penentuan prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan menjadi sangat penting bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional yang berwatak demokrasi.
Mengatakan bahwa universitas merupakan pusat budaya dan budaya biasanya tidak dapat dilepas dari kekhasan suatu bangsa, maka kita berhadapan dengan paradox yang berasal dari hakikat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seperti yang sudah diketahui bahwa IPTEK merupakan unsur budaya yang paling universal, dan melihat perkembangan IPTEK dan ekonomi dunia, faktanya bahwa bangsa-bangsa di dunia akan semakin tergantung dengan IPTEK dan ketergantungan tersebut akan mengakibatkan berkurangnya kekhasan budaya suatu bangsa. Paradoks yang dikemukakan oleh John Naisbit yaitu,”…the belief in fidelity to one’s own kind, defined by ethinicity, language, culture, religion, or, in this late 20th century, profession.” Sampai sejauh mana kebenaran dari paradox tersebut ini harus diperhatikan dalam perkembangan universitas sebagai pusat budaya, terutama di Indonesia.
Dalam mempersiapkan bangsa Indonesia agar dapat bersaing di bidang ekonomi dunia, yaitu bidang kehidupan yang banyak mengadalkan keunggulan di bidang IPTEK, maka di satu pihak universitas harus dikembangkan menjadi pusat keunggulan di bidang IPTEK. Keunggulan di bidang IPTEK ini harus digunakan untuk memanfaatkan sebanyak mungkin peluang dan harus mempertmbangkan moral dan etikanya.
Dalam mengembangkan universitas sebagai pusat budaya, tidak ada salahnya jka melihat pengalaman-pengalaman bangsa-bangsa yang sudah terlebih dahulu maju yang sudah lama bergaul dengan IPTEK.
Universitas pada umumnya adalah sebagai mendidik calon-calon pemimpin bangsa, sehingga harus dapat melihat dengan jelas hubungan IPTEK dengan humaniora. Pembicaraan mengenai universitas, atau lebih sempit lagi mengenai sains yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan atau hakikat universitas, selalu digandengkan dengan humaniora. Keduanya dibandingkan untuk melihat perbedaanya. Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya saja penyusunan kurikulum atau organisasi universitas, perbedaanya ditonjolkan. Yang perlu diperhatikan adalah persamaan keduanya terutama kegiatan manusia dan kegiatan intelektual.
Sebagai pusat kebudayaan, universitas juga diharapkan data mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah semakin menggejala pada saat ini.

III.3 DHARMA PERTAMA DALAM UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT BUDAYA
Universitas sebagai pusat kebudayaan selalu melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan juga pada penyebaran ilmu pengetahuan, yaitu kegiatan yang disebut dharma-dharma perguruan tinggi. Kegiatan yang terdiri dari tiga dharma tersebut, dilakukan agar mutu pendidikan terjamain dan juga membantu rakyat dalam pembangunan nasional.
Dharma pertama dari tiga dharma tersebut adalah kegiatan proses belajar mengajar. Setiap perguruan tinggi atau universitas pasti dan selalu melakukan kegiatan proses belajar mengajar ini. Kegiatan ini dapat dikatakan proses pemberian dan penerimaan informasi, dimana ada juga proses interaksi dan komunikasi,misalnya antara dosen dengan mahasiswa-mahasiswi atau dosen dengan dosen bahkan antar sesame mahasiwa/i.
Kegiatan dharma pertama ini, dapat dilakukan di luar perguruan tinggi maupun di dalam perguruan tinggi atau universitas, contoh kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam perguruan tinggi atau universitas antara lain yaitu proses belajar mengajar di dalam kelas. Di kelas, biasanya dihadiri oleh dosen, asisten dosen dan juga mahasiswa-mahasiswa, di dalam kelas ini biasanya dosen membimbing para mahasiswa mengenai suatu subjek ilmu pengetahuan kepada para mahasiswa/I yang dibantu dengan asistent dosen, dan para mahasiswa menerima bimbingan dari dosen tersebut mengenai ilmu pengetahuan tersebut, proses ini merupakan proses kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas ini, dosen, asisten dosen dan para mahasiswa melakukan proses dua arah komunikasi dan interkasi, dimana dosen yang dibantu dengan asistennya melakukan pemberian atau penyampaian pesan berupa informasi-informasi kepada para mahasiswa, lalu pesan tersebut diterima oleh para mahasiswa, dan mahasiswa tersebut melakukan feedback kepada dosen tersebut, contohnya memberikan pertanyaan-pertanyaan, dan lainnya.
Dalam proses di kelas ini, tidak hanya dosen atau asistennya saja yang dapat memberikan informasi atau memberikan pengajaran, tetapi mahasiswa pun dapat memberikan pengajaran berupa pemasukan-pemasukan kepada yang lain. Contoh dari kegiatan di dalam kelas ini antara lain, presentasi yang dilakukan oleh mahasiswa, proses tanya-jawab, kerja kelompok, diskusi kelas, dan lainnya.
Selain itu, dalam kegiatan dharma pertama dapat pula dilakukan di luar universitas anatara lain proses belajar mandiri, dimana seseorang mencari informasi-informasi sehubungan dengan subjek ilmu pengetahuan sendiri tanpa bantuan dosen atau lainnya. Proses ini dilakukan oleh seseorang mahasiswa/i, jika diberikan tugas, misalnya diminta untuk melakukan penulisan karya ilmiah, maka dengan sendirinya mahasiswa tersebut akan melakukan proses pencarian informasi-informasi yang berhubungan dengan penulisan karya ilmiah tersebut, dan setelah dia mendapatkan informasi-informasi tersebut dan secara langsung mahasiswa tersebut mendapatkan informasi berupa ilmu pengetahuan atau yang lainnya. Pencarian tersebut biasannya dilakukan dengan mensearch di internet, observasi, atau lainnya.
Observasi juga merupakan salah satu kegiatan dharma pertama yang dilakukan di luar universitas, dan biasanya dilakukan dalam proses pencarian data dalam penulisan karya ilmiah. Contoh lain kegiatan dharama pertama yang dilakukan di luar maupun di dalam universitas, antara lain yaitu adanya club-club atau kegiatan mahasiswa contohnya di London school sendiri tersedia banyak club-club mahasiswa di bidang-bidang tertentu, misalnua basketball club, marketing club, dan lainnya.
Dharma pertama ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan para masyarakat terutama mahasiswa/I agar dapat membantu pembangunan nasional di bidang ilmu pengetahuan dan juga IPTEK ataupun kesenian.

III.4 DHARMA KEDUA DALAM UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT BUDAYA
Selain proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan dharma pertama dari tiga dharma lainnya, penelitian merupakan kegiatan dharma kedua yang ada dalam kegiatan tiga dharma.
Agar mutu pendidikan terjamin dan juga gar apa yang diajarkan tidak ketinggalan zaman, maka universitas melakukan peneletian yang merupakan kegiatan dharma kedua. Melalui penelitian, universitas diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan teknologi yang berguna bagi masyarakat. Penelitian yang menekankan pengembangan ilmu disebut dengan penelitian dasar atau murni dan menghasilkan ilmu dasar atau basic science dan penelitian yang menekankan penerapan ilmu disebut dengan penelitian terapan dan menghasilkan teknologi yang hasilnya langsung dapat digunakan dalam pemabangunan ilmiah.
Dharma kedua ini, mengingatkan kenyataan bahwa dalam era globalisasi yang sedang terjadi pada saat ini, maka masyarakat pun harus mempersiapkan diri jika tidak ingin tertinggal. Salah satu yang sangat menonjol dari era ini adalah IPTEK, itulah sebabnya bahwa budaya Indonesia yang akan dikembangkan adalah budaya yang mengandalkan IPTEK. Oleh karena itu pula, universitas harus meningkatkan dan mengembangkan kegiatan penelitian dalam segala cabang ilmu, karena peneletian merupakan suatu proses pencarian data-data masa kini, jadi para peneleti dapat mengetahui bangsa-bangsa yang sudah maju dengan melakukan peneletian. Peneliti dapat meneleti tentang IPTEK yang sedang diandalkan Negara-negara lain.
Penelitian yang dilakukan universitas membantu para mahasiswa lebih tahu dan waspada terhadap perkembangan IPTEK yang dapat merubah aspek kehidupan. Penelitian di universitas yang biasa dilakukan oleh para mahasiswa biasanya dibantu oleh dosen-dosen yang berhubungan. Di dalam universitas terdapat empat tingkatan dosen, antara lain:
• Asisten ahli
• Rector
• Guru besar
• Professor
Semua itu untuk membantu lancarnya proses penelitian yang dilakukan di dalam universitas.
Dan untuk lebih melancarkan dharma ke dua ini, maka dari itu perlu juga didirikan pusat-pusat peneletian atau pengembangan. Dalam pusat-pusat tersebut berkumpul para Pakar dari berbagai bidang ilmu dan salah satu ilmu yang kelihatannya perlu dipacu adalah bioteknologi. Namun, untuk menentukan bidang-bidang apa saja yang perlu ditangani itu tergantung pada kemampuan kita untuk memprediksi dan melihat ke dalam kehidupan masa depan. Tapi, hal itu tidaklah mudah, karena ‘meramal’ seperti yang diakui oleh para futurolog tidaklah gampang. Ketepatan prediksi semacam ini dapat dilihat, misalnya saja, dengan membandingkan apa yang pernah diprediksi atau ‘diramalkan’ akan terjadi pada tahun 1967 dalam tiga puluh tahun terakhir abad ke-20.
Melihat kemajuan di bidang IPTEK, maka jika kita berbicara mengenai masa depan, banyak saja yang dapat terjadi. Semua perubahan yang terjadi akibat perubahan IPTEK mencakup semua aspek kehidupan. John Naisbitt dalm bukunya Global Pradox (1995) meramakan bahwa akan terjadi apa yang disebutnya dekonstruksi atau desentralisasi sebagai penerapan IPTEK. Perusahaan-perusahaan raksasa akan dipecah-pecah supaya bisa bertahan, bahkan beliau meramalkan bahwa pada saat inilah sedang menuju ke dunia 1000 negara pada permulaan abad ke-21.
Maka dari itu dharma kedua yang merupakan penelitian harus lebih diterapkan di dalam universitas yang merupakan pusat budaya pada saat ini pula. Dengan meneliti apa saja perubahan yang terjadi pada IPTEK, akan membuat bangsa Indonesia tidak kaget degan perubahan aspek kehidupan akibat dari perubahan IPTEK tersebut. Dan penelitian membuat masyarkat lebih mengerti dan tidak heran atau lebih aware dengan IPTEK, hal ini juga guna untuk membantu dalam pembangunan nasional untuk bangsa Indonesia. Kesempatan untuk melihat lebih teliti akan perkembangan IPTEK yang dapat membantu dalam berbagai hal di bidang-bidang seperti ilmu pengetahuan, kesenian, dan lainnya.


III.5 DHARMA KETIGA DALAM UNIVERSITAS SEBAGAI PUSAT BUDAYA
Selain proses belajar mengajar dan penelitian yang merupakan kegiatan dari dharma pertama dan kedua dari tiga dharma perguruan tinggi, ada pula dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat. Sebenarnya, kedua dharma yang lain juga mengabdi kepada masyarakat. Akan tetapi, bedanya dari dharma ketiga ini adalah bahwa dalam dharma ketiga ini sifat kegiatannya lebih langsung dan praktis. Misalnya, memberikan informasi, penyuluhan mengenai hal-hal tertentu, dan penanggulangan masalah-masalah yang terdapat dalam masyarakat, atau lainnya.
Contoh kegieatannya antaralain adalah mengadakan seminar tentang global warming. Seminar tersebut akan menberitahukan dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah global warming yang sedang terjadi pada saat ini. Contoh lainnya adalah CSR yang dilakukan universitas, CSR ini dilakukan yang bertujuan agar universitasnya dikenal, CSR ini dikenal sebagai bentuk promosi, agar universitasnya dikenal baik di mata masyarkat.

Dharma pertama yang merupakan proses belajar mengajar, dharma kedua yang merupakan penelitian, dan dharma ketiga yang merupakan pengabdian kepada masyarakat ini, diterapkan kedalam universitas agar membantu perkembangan pembangunan nasional demi untuk membangun budaya bangsa Indonesia agar tidak tertinggal oleh bangsa lain. Dan juga, sebagai pusat kebudayaan, universitas diharapkan dapat mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah menggejala pada saat ini.

BAB IV
PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN
Pada era globalisasi ini, universitas dikatakan sebagai pusat budaya karena pada era globalisasi ini yang terkait dengan perkembangan IPTEK, dilihat bahwa universitas merupakan pusat munculnya perkembangan ilmu, teknologi, seni, ilmu dan teknologi, dan lainnya.
Melihat budaya bangsa Indonesia yang sangat kompleks dan beragam seorang tokoh Sutan Takdir ALisjahbana, menyatakan bahwa kekalahan bangsa Indonesia melawan Belanda adalah kekalahan budaya ekspresif melawan budaya progresif. Adalah mentalitas bangsa Indonesia yang merupakan produk budayanya yang ekspresif itu yang membuat bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa Belanda. Ada pula, Koentjaraningrat, seorang pakar Antropologi dan Kebudayaan, yang melihat banyak hal di dalam kebudayaan bangsa Indonesia (termasuk daerah) yang tidak sesuai dengan mentalitas pembangunan.
Kedua pakar tersebut melihat bahwa ada beberapa nilai tradisional bangsa Indonesia yang tidak cocok dengan jiwa pembangunan yang perlu dihilangkan atau dihindari. Disamping itu ,mereka juga melihat bahwa adanya nilai-nilai budaya asli bangsa Indonesia yang masih berguna dan dapat dipakai dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.
Untuk mengembangkan budaya Indonesia dapat dilakukan melalui pengembangan kesenian nasional yang merupakan unsur paling utama dari budaya nasional atau unsur lain seperti IPTEK, politik, ekonomi, dan yang lainnya.
Dalam mempersiapkan bangsa Indonesia agar dapat bersaing di bidang ekonomi dunia, yaitu bidang kehidupan yang banyak mengadalkan keunggulan di bidang IPTEK, maka di satu pihak universitas harus dikembangkan menjadi pusat keunggulan di bidang IPTEK. Keunggulan di bidang IPTEK ini harus digunakan untuk memanfaatkan sebanyak mungkin peluang dan harus mempertmbangkan moral dan etikanya.
Dalam mengembangkan universitas sebagai pusat budaya, tidak ada salahnya jka melihat pengalaman-pengalaman bangsa-bangsa yang sudah terlebih dahulu maju yang sudah lama bergaul dengan IPTEK. Universitas pada umumnya adalah sebagai mendidik calon-calon pemimpin bangsa, sehingga harus dapat melihat dengan jelas hubungan IPTEK dengan humaniora. Pembicaraan mengenai universitas, atau lebih sempit lagi mengenai sains yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan atau hakikat universitas, selalu digandengkan dengan humaniora. Keduanya dibandingkan untuk melihat perbedaanya. Untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya saja penyusunan kurikulum atau organisasi universitas, perbedaanya ditonjolkan. Yang perlu diperhatikan adalah persamaan keduanya terutama kegiatan manusia dan kegiatan intelektual.
Sebagai pusat kebudayaan, universitas juga diharapkan data mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah semakin menggejala pada saat ini.
Universitas sebagai pusat kebudayaan selalu melakukan kegiatan di bidang pendidikan dan juga pada penyebaran ilmu pengetahuan, yaitu kegiatan yang disebut dharma-dharma perguruan tinggi. Kegiatan yang terdiri dari tiga dharma tersebut, dilakukan agar mutu pendidikan terjamain dan juga membantu rakyat dalam pembangunan nasional. Tiga dharma tersebut, antara lain:
• Dharma pertama (I) yaitu proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini dapat dilakukan dengan beberapa cara atau proses,seperti proses belajar sendiri yaitu mengerjakan tugas atau makalah, lalu mencari informasi sendiri sehubungan dengan penelitian makalah. Proses belajar mengajar di dalam kelas, club-club (seperti club marketing, basketball club, dan lainnya), observasi, merupakan proses-proses belajar mengajar yang merupakan dharma pertama dari suatu perguruan tinggi.
• Dharma kedua (II) yaitu penelitian. Dharma kedua ini mengingatkan kenyataan bahwa dalam era globalisasi yang sedang terjadi pada saat ini kita harus mempersiapkan diri jika tidak ingin tertinggal. Salah satu cirri yang sangat terlihat dari era globalisasi ini adalah penggungaan IPTEK.
• Dharma ketiga (III) yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pada kenyataanya, dharma pertama dan kedua juga merupakan pengabdian kepada masyarakat, tetapi dharma ketiga ini sifatnya lebih praktis dan langsung. Misalnya, memberikan informasi atau penyuluhan mengenai hal-hal tertentu, dan bisa juga mengenai penganggulangan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat pada saat ini, seperti mengadakan seminar, CSR, dan lainnya.
Dharma pertama yang merupakan proses belajar mengajar, dharma kedua yang merupakan penelitian, dan dharma ketiga yang merupakan pengabdian kepada masyarakat ini, diterapkan kedalam universitas agar membantu perkembangan pembangunan nasional demi untuk membangun budaya bangsa Indonesia agar tidak tertinggal oleh bangsa lain. Sebagai pusat kebudayaan, universitas diharapkan dapat mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah menggejala pada saat ini.

IV.2 SARAN
Sebaikanya, sebagai pusat kebudayaan, universitas diharapkan dapat mengarahkan perkembangan budaya nasional Indonesia yang sanggup berhadapan dengan segala macam tuntutan era globalisasi yang sudah menggejala pada saat ini. Dan juga diharapkan universitas lebih menerapkan kegiatan tiga dharma untuk dapat melatih para mahasiswa-mahasiswi untuk lebih mengerti, mengetahui, dan memahami betapa pentingnya memajukan budaya Indonesia dengan pembangunan nasional yang berpusat pada universitas, agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dengan bangsa lainnya.
Dan sebaiknya universitas lebih melakukan kegiatan ilmuah karena sebagai pusat budaya yang menerapkan ilmu sebagai wujud penerapan